Kita sering melihat tanaman yang satu ini bertebaran di taman-taman kota,trotoar jalan,halaman kantor dan di sudut perumahan.Sebagai tanaman peneduh Cerberra Odollam memang dikenal sebagai tanaman yang dikenal tahan banting,cepat tumbuh dan mudah beradaptasi diberbagai lahan.Sehingga tak jarang Dinas Pertamanan maupun developer perumahan memilihnya sebagai pilihan utama pohon penghijauan.
Bintaro /kelampan/mangga laut adalah tumbuhan pantai yang
ketinggiannya bisa mencapai 12 meter.Daunnya berbentuk lonjong mirip
daun mangga,berwarna hijau tua yang tersusun berselingan.Bunganya harum
dengan kelopak berwarna putih.Buah
berbentuk bulat telur dengan pangjang 5-10cm,berwarna merah tua jika
matang.Tersebar di pasifik dan banyak terdapat di ekosistem mangrove.
Namun dibalik sosoknya yang cantik dengan buah yang menggoda
tersimpan potensi racun yang mematikan. Buah Bintaro mengandung racun cerberrin yang sangat bersifat mematikan.Cerberrin juga bersifat racun kuat,jika tertelan menyebabkan denyut jantung berhenti.Di India racun itu dipakai untuk bunuh diri.Suku
Dayak dan Banjar menggunakan racun ini untuk membunuh
tikus,nyamuk,menangkap ikan dan dioleskan pada anak panah untuk
berburu.Beberapa laporan juga menyatakan asap dari pembakaran daun dan
ranting kayu bisa menimbulkan efek toksik atau keracunan bagi manusia
dan binatang.
Racun Ulat Grayak
Sebuah penelitian yang dilakukan untuk menguji efikasi/daya bunuh
racun bintaro terhadap serangga oleh Balai Penelitian Pertanian Lahan
Rawa (Balittra) Banjar Baru-Kalsel .Sampel yang diambil adalah ulat
grayak (Spodoptera Litura) yang dikenal rakus memakan daun hingga gundul.Ulat
grayak sengaja dijadikan “kelinci percobaan” karena termasuk jenis yang
sangat bandel dan lebih kuat terhadap pestisida daripada jenis ulat
yang lain.Periset menggunakan 700 ulat grayak sebagai bahan uji.Sebagai
pembanding digunakan biopestisida Mimba,Binjai,ciplukan,anyaman,mahang
serta pestisida sintetis berbahan aktif Lamda sihalotrin.
Periset mengekstrak daun-daun tersebut dengan dosis pengenceran 1 gram perliter air.Daun sawi dan bayam dicelupkan dalam larutan dan diberikan sebagai pakan ulat grayak.Ulat terbagi dalam 5 kelompok perlakuan berdasarkan biopestisida yang dipakai dalam percobaan.Hasil
riset pada tahun 2008 tersebut menunjukkan 24 jam pasca konsumsi pakan
yang dicelupkan dalam larutan bintaro,sebanyak 30% populasi ulat grayak
mati.Tingkat kematian naik menjadi 90-95% setelah 60-72 jam perlakuan.Pada perlakuan dengan pestisida nabati hanya 50%-60% populasi mati setelah 72 jam perlakuan.
TABEL HASIL PERLAKUAN BIOPESTISIDA TERHADAP ULAT GRAYAKJenis Biopestisida | Pengamatan Kematian Larva ( %) | ||||
24 jam | 36 jam | 48 jam | 60 jam | 72 jam | |
Anyaman (Lasia Spinosa) | 0 | 10 | 20 | 20 | 30 |
Binjai (Mangifera caesia) | 0 | 20 | 30 | 50 | 60 |
Ciplukan (Physalis Angulata) | 0 | 20 | 30 | 50 | 50 |
Mahang (Macaranga Sp) | 0 | 20 | 30 | 50 | 60 |
Bintaro (Cerberra odollam) | 30 | 50 | 80 | 90 | 95 |
Kontrol tanpa perlakuan | 0 | 0 | 0 | 0 | 0 |
Kontrol Insektisida | 100 | 100 | 100 | 100 | 100 |
Pengusir Tikus
Selain ampuh sebagai biopestida,Bintaro/kelampan handal sebagai alternatif untuk mengusir Tikus.Hewan
pengerat yang satu ini memang kerap membuat pusing petani dan membuat
jengkel para ibu rumah tangga yang perabotannya hancur dirusak Rattus-rattus.Ada
tips menarik yang diberikan oleh oleh Ibu Yuyu dari Ciampea Bogor Jawa
Barat.Beliau menggunakan buah Bintaro muda yang didapat dari taman di
sekitar rumahnya.Caranya pun mudah,buah bintaro muda diletakkan begitu
saja di sudut rumah,loteng,dapur.hasilnya ajaib tikus tidak mau lagi
masuk dalam rumahnya.
Kejadian ini masuk akal.Riset Hien TT dari Fakultas Fisiologi,Tolouse Prancis dan Dr.Suryo
Wiyono dari Klinik Tanaman IPB melaporkan senyawa cerberin pada bintaro
meracuni dan merusak syaraf pusat otak tikus.Otomatis Tikus dengan
penciuman yang sensitif terhadap bau racun cerberin akan ngacir sebelum masuk rumah kita.
Cara Pembuatan Biopestida Bintaro
Selain bahan yang muda didapat,cara pembuatan biopestida Bintaro pun sangat mudah dengan cara ekstraksi (etanol dan air)
Cara 1:
1.Siapkan 1 kg daun Bintaro segar,rendam 2 hari dalam larutan ethanol atau aseton
2.Saring ekstrak untuk memisahkan cairan dengan daun
3.Uapkan cairan ekstrak hingga pekat.
4.Untuk aplikasi,dosis 1 gram: 1 liter air.caranya dengan melarutkan 1 gram pasta dlam 5-10
Cc minyak tween lalu ditambah air sedikit demi sedikit.
5.Semprotkan 500 liter larutan untuk 1 hektar lahan.
Cara 2 :1.Siapkan 50 gram daun bintaro dan 1 liter air yang dicampur 2 gram sabun colek.
2.Blender dan peras hingga menghasilkan larutan pekat.
3.Dosis pemakaian 10-20 cc perliter air.
Melihat begitu besarnya manfaat Bintaro dan melimpahnya bahan disekitar kita,tidak ada salahnya kita mencoba berkreasi menggunakan Bintaro sebagai alternatif pestisida nabati untuk mendukung pertanian organik.
Selamat Mencoba…