Sunday, November 23, 2014

MERKURI



Artikel 1
CIRI DAN JENIS RAKSA
Air Raksa atau Mercury merupakan satu-satunya logam berbentuk cairan, berwarna abu-abu keperakan, mudah menguap pada suhu kamar, dan tidak berbau. Air raksa dapat dijumpai dalam bentuk logam, senyawa turunan anorganik dan organik.
Nama Lain dari Air Raksa (Mercury) :
1.      Metallic Mercury, Quick Silver, Hidrargyrum, Colloidal Mercury, Liquid Silver.
Merkuri/raksa (Hg) termasuk unsur logam yang sangat penting dalam teknologi di abad modern saat ini. Merkuri adalah unsur yang mempunyai nomor atom (NA=80) serta mempunyai massa molekul relatif (MR=200,59). Merkuri diberikan simbol kimia Hg yang merupakan singkatan yang berasal bahasa Yunani Hydrargyricum, yang berarti cairan perak. Bentuk fisik dan kimianya sangat menguntungkan karena merupakan satu-satunya logam yang berbentuk cair dalam temperatur kamar (25°C), titik bekunya paling rendah (-39°C), mempunyai kecenderungan menguap lebih besar, mudah bercampur dengan logam-logam lain menjadi logam campuran (Amalgam/Alloi), juga dapat mengalirkan arus listrik sebagai konduktor baik tegangan arus listrik tinggi maupun tegangan arus listrik rendah. Dalam tubuh manusia mempunyai ketahanan homeostatis untuk mengontrol logam berat. Walaupun begitu, dalam konsentrasi yang berlebihan ia akan memberikan efek keracunan secara kronik atau akut (Forstner & Wittman, 1979). Beberapa logam toksik, dalam hal ini logam merkuri, mempunyai separuh hayat biologi yang panjang dan menyebabkan akumulasi di dalam tubuh. Merkuri oleh Clarkson (1976) dapat digolongkan sebagai merkuri organik dan anorganik sebagai berikut:
Anorganik:
·         Logam HgO
·         Garam merkurous Hg2Cl2
·         Garam merkurik HgCl2
Organik
·         Senyawa alkil merkuri CH3HgCl
·         Senyawa aril merkuri C6H5HgCl
·         Senyawa alkoksiaril merkuri CH3OCH2HgC
Merkuri anorganik terdiri dari raksa unsur dan garam merkurous dan merkurik yang dapat terurai. Merkuri yang bersifat molekul dan terikat dengan atom karbon disebut merkuri organik. Rantai pendek merkuri alkil, aril, dan alkoksialkil termasuk dalam kumpulan ini (Clarkson, 1976). Ikatan merkuri karbon adalah stabil karena aktivitas merkuri yang rendah terhadap oksigen (Friberg et al 1979). Bentuk kimia merkuri mempunyai pengaruh terhadap pengendapannya. Secara umum ada tiga bentuk merkuri (Hammond dan Beliles, 1980),
yaitu:
Unsur Merkuri (HgO)
Mempunyai tekanan uap yang tinggi dan sukar larut di dalam air. Pada suhu kamar kelarutannya kira-kira 60 mg/l dalam air dan antara 5-50 mg/l dalam lipida. Bila ada oksigen, merkuri diasamkan langsung ke dalam bentuk ionik. Uap merkuri wujud (hadir) dalam bentuk monoatom yang apabila terserap ke dalam tubuh akan dibebaskan ke dasar alveolar.
b. Merkuri Anorganik (Hg2+dan Hg22+)
Di antara dua tahapan pengoksidaan, Hg2+adalah lebih reaktif. Ia dapat membentuk kompleks dengan ligan organik, terutama golongan sulfurhidril. Contohnya HgCl2 sangat larut dalam air dan sangat toksik, sebaliknya HgCl tidak larut dan kurang toksik.
c. Merkuri Organik
Senyawa merkuri yang terikat dengan satu logam karbon, contohnya metil merkuri. Saluran pernapasan merupakan jalan utama penyerapan raksa dalam bentuk unsur. Persen pengendapan dan akumulasinya
adalah tinggi, lebih kurang 80%, karena sifatnya yang larut di dalam lipida. Di dalam bentukpenyerapannya dari saluran gastrointestin sangat sedikit, mungkin kurang dari 0,01%, karena merkuri berbentuk partikel globular yang besar. Oleh karena itu sukar untuk melintasi selaput mukosa. Merkuri mungkin dapat melintasi kulit tetapi belum dapat dibuktikan (Berlin, 1979).
Senyawa merkuri organik dianggap lebih berbahaya dan ia dapat larut dalam lapisan lemak pada kulit yang menyelimuti korda saraf (Volkovic, 1977). Metil merkuri merupakan merkuri organic yang selalu menjadi perhatian serius dalam toksikologi. Ini karena metil merkuri dapat diserap secara langsung melalui pernapasan dengan kadar penyerapan 80%. Uapnya dapat menembus membran paru-paru dan apabila terserap ke tubuh, ia akan terikat dengan protein sulfurhidril seperti sistein dan glutamine. Di dalam darah, 90% dari metil merkuri diserap ke dalam sel darah merah dan metil merkuri juga dijumpai dalam rambut. Menurut Irving et al.(1975), jumlah merkuri yang dimasukkan ke dalam akar rambut adalah berbanding dengan kepekatan metil merkuri di dalam darah.































Artikel 2
MANFAAT MERKURI TERHADAP MANUSIA DAN LINGKUNGAN
Pemanfaatan logam merkuri pada saat ini sudah hampir mencakup seluruh aspek kehidupan manusia dan lingkungan. Selama kurun waktu beberapa tahun, merkuri telah banyak digunakan dalam bidang kedokteran, pertanian, dan industri. Bidang kedokteran telah menggunakan merkuri sejak abad ke-15 di mana merkuri (Hg) digunakan untuk pengobatan penyakit kelamin (sifilis). Kalomel (HgCl) digunakan sebagai pembersih luka sampai diketahui bahwa bahan tersebut beracun sehingga tidak digunakan lagi. Komponen merkuri organik digunakan untuk obat diuretika sampai bertahun-tahun dan juga digunakan sebagai bahan untuk kosmetik.
Dalam bidang pertanian, merkuri digunakan untuk membunuh jamur sehingga baik digunakan untuk pengawet produk hasil pertanian. Merkuri organik juga digunakan untuk pembasmi hama pada tanaman seperti buah apel, tomat, kentang, dan juga digunakan sebagai pembasmi hama padi. Dalam bidang industri, terbanyak adalah pabrik alat-alat listrik yang menggunakan lampu-lampu merkuri untuk penerangan jalan raya. Mungkin ini disebabkan biaya pemasangan dan operasi yang murah dan arus listriknya dapat dialiri dengan voltase yang tinggi. Merkuri juga digunakan pada pembuatan baterai, karena baterai dengan bahan yang mengandung merkuri dapat tahan lama dan tahan terhadap kelembapan yang tinggi. Selain itu, merkuri juga digunakan dalam industri pembuatan klor alkali yang menghasilkan klorin (Cl2), di mana perusahaan air minum memanfaatkan klorin untuk penjernihan air dan pembasmi kuman (proses klorinasi). Juga di dalam pembuatan kaustik soda yang diproduksi dengan jalan elektrolisis dari larutan garam NaCl, menggunakan merkuri dalam bentuk amalgam dicampur dengan logam natrium dan digunakan sebagai katoda yang banyak digunakan dalam pembuatan baterai basah maupun kering. Penggunaan merkuri di sini pada dasarnya berbentuk larutan konduksi dan kemampuannya mengikat logam natrium sebagai amalgam dan membebaskan klor. Merkuri juga digunakan dalam campuran cat yang digunakan untuk mengecat pada daerah yang mempunyai kelembapan tinggi sehingga dapat mencegah tumbuhnya jamur. Dalam hal ini, merkuri digunakan dalam bentuk organik Phenyl Merkuri Asetat (PMA).


  

Artikel 3

EFEK MERKURI TERHADAP MANUSIA DAN LINGKUNGAN

Sebagian besar merkuri yang terdapat di alam ini dihasilkan oleh sisa industri dalam jumlah ±10.000 ton setiap tahunnya. Penggunaan merkuri sangat luas di mana ±3.000 jenis kegunaan dalam industri pengolahan bahan-bahan kimia, proses pembuatan obat-obatan yang digunakan oleh manusia serta sebagai bahan dasar pembuatan insektisida untuk pertanian (Christian et al.,1970).
Semua komponen merkuri baik dalam bentuk metil dan bentuk alkil yang masuk ke dalam tubuh manusia secara terus menerus akan menyebabkan kerusakan permanen pada otak, hati, dan ginjal (Roger et al.,1984). Ion merkuri menyebabkan pengaruh toksik, karena terjadinya proses presipitasi protein menghambat aktivitas enzim dan bertindak sebagai bahan yang korosif. Merkuri juga terikat oleh gugus sulfhidril, fosforil, karboksil, amida, dan amina, di mana dalam gugus tersebut merkuri dapat menghambat fungsi enzim. Efek toksisitas merkuri pada manusia bergantung pada bentuk komposisi merkuri, jalan masuknya ke dalam tubuh, dan lamanya berkembang. Contohnya adalah bentuk merkuri (HgCl2) lebih toksik daripada bentuk merkuro (HgCl). Hal ini disebabkan karena bentuk divalen lebih mudah larut daripada bentuk monovalen. Di samping itu, bentuk HgCl2juga cepat dan mudah diabsorpsi sehingga daya toksisitasnya lebih tinggi (Zul Alfian, 1987, 1998, 2000, 2001).Bentuk organik seperti metil-merkuri, sekitar 90% diabsorpsi oleh dinding usus, hal ini jauh lebih besar daripada bentuk anorganik (HgCl2) yang hanya sekitar 10%. Akan tetapi, bentuk merkuri anorganik ini kurang bersifat korosif daripada bentuk organik. Bentuk organik tersebut juga dapat menembus barrierdarah dan plasenta sehingga dapat menimbulkan pengaruh teratogenik dan gangguan saraf (Darmono, 2001).
Uap Hg yang murni merupakan permasalahan toksikologi yang unik, karena elemen Hg ini mempunyai dua sifat toksisitas yang sangat berbahaya pada manusia, antara lain:
1.Elemen Hg dapat menembus membran sel karena ia mempunyai sifat mudah sekali larut dalam lipida, sehingga mudah sekali menembus barier darah otak yang akhirnya terakumulasi di dalam otak.
2.Elemen Hg sangat mudah sekali teroksidasi untuk membentuk merkuri oksida (HgO) atau ion merkuri (Hg2+). Toksisitas kronik dari kedua bentuk merkuri ini akan berpengaruh pada jenis organ yang berbeda yaitu saraf (otak) dan ginjal.
Toksisitas uap merkuri melalui saluran pernapasan (inhalasi), biasanya menyerang sistem saraf pusat, sedangkan toksisitas kronik yang ditimbulkannya dapat menyerang ginjal. Elemen merkuri dan komponen alkil merkuri yang masuk ke dalam otak akan menyebabkan terjadinya perubahan struktur protein dan sistem enzim, sehingga sinoptik dan transmisi neuromuskuler diblok. Sistem saraf pusat adalah target organ dari toksisitas metil merkuri tersebut, sehingga gejala yang terlihat erat hubungannya dengan kerusakan saraf pusat. Gejala yang timbul adalah sebagai berikut:
a.Gangguan saraf sensoris: Paraesthesia, kepekaan menurun dan sulit menggerakkan jari tangan dan kaki, penglihatan menyempit, daya pendengaran menurun, serta rasa nyeri pada lengan dan paha.
b.Gangguan saraf motorik: lemah, sulit berdiri, mudah jatuh,
ataksia, tremor, gerakan lambat, dan sulit berbicara.
c.Gangguan lain: gangguan mental, sakit kepala, dan hipersalivasi.
Secara alamiah, pencemaran raksa berasal dari kegiatan gunung api atau rembesan air tanah yang melewati tumpukkan raksa di dalam tanah. Apabila masuk ke dalam perairan, raksa mudah berkaitan dengan klor yang ada dalam air laut dan membentuk ikatan HgCl. Dalam bentuk ini, raksa mudah masuk ke dalam plankton. Jika plankton ini dimakan oleh ikan ataupun hewan laut lainnya dan hewan laut ini dimakan manusia, maka akan menimbulkan keracunan bahkan dapat menyebabkan kematian. Raksa mencemari lingkungan (udara, air dan tanah) terutama melalui pembakaran batu bara, insinerator limbah medis, produksi besi baja, produksi semen, pertambangan emas, limbah sampah yang mengandung raksa,dan sebagainya.









 

 Artikel 4
AIR RAKSA SEBAGAI ALAT PENGUKUR SUHU
Termometer air raksa dalam gelas adalah thermometer yang dibuat dari air raksa  yang ditempatkan pada suatu tabung kaca. Tanda yang dikalibrasi pada tabung membuat temperatur dapat dibaca sesuai panjang air raksa di dalam gelas, bervariasi sesuai suhu. Untuk meningkatkan ketelitian, biasanya ada bohlam air raksa pada ujung termometer yang berisi sebagian besar air raksa; pemuaian dan penyempitan volume raksa kemudian dilanjutkan ke bagian tabung yang lebih sempit. Ruangan di antara air raksa dapat diisi atau dibiarkan kosong. Sebagai pengganti air raksa, beberapa termometer keluarga mengandung alkohol dengan tambahan pewarna merah. Termometer ini lebih aman dan mudah untuk dibaca.
Jenis khusus termometer air raksa, disebut termometer maksimun, bekerja dengan adanya katup pada leher tabung dekat bohlam. Saat suhu naik, air raksa didorong ke atas melalui katup oleh gaya pemuaian. Saat suhu turun air raksa tertahan pada katup dan tidak dapat kembali ke bohlam membuat air raksa tetap di dalam tabung. Pembaca kemudian dapat membaca temperatur maksimun selama waktu yang telah ditentukan. Untuk mengembalikan fungsinya, termometer harus diayunkan dengan keras. Termometer ini mirip desain termometer medis.
Air raksa akan membeku pada suhu -38.83 °C (-37.89 °F) dan hanya dapat digunakan pada suhu di atasnya. Air raksa, tidak seperti air, tidak mengembang saat membeku sehingga tidak memecahkan tabung kaca, membuatnya sulit diamati ketika membeku. Jika termometer mengandung nitrogen, gas mungkin mengalir turun ke dalam kolom dan terjebak di sana ketika temperatur naik. Jika ini terjadi termometer tidak dapat digunakan hingga kembali ke kondisi awal. Untuk menghindarinya, termometer air raksa sebaiknya dimasukkan ke dalam tempat yang hangat saat temperatur di bawah -37 °C (-34.6 °F). Pada area di mana suhu maksimum tidak diharapkan naik di atas - 38.83 ° C (-37.89 °F) termometer yang memakai campuran air raksa dan thallium mungkin bisa dipakai. Termometer ini mempunyai titik beku of -61.1 °C (-78 °F).
Termometer air raksa umumnya menggunakan skala suhu Celsius dan Fahrenhait. Anders Celsius merumuskan skala Celsius, yang dipaparkan pada publikasinya ”the origin of the Celsius temperature scale” pada 1742.
Celsius memakai dua titik penting pada skalanya: suhu saat es mencair dan suhu penguapan air. Ini bukanlah ide baru, sejak dulu Isaac Newton bekerja dengan sesuatu yang mirip. Pengukuran suhu celsius menggunakan suhu pencairan dan bukan suhu pembekuan.    Eksperimen untuk mendapat kalibrasi yang lebih baik pada termometer Celsius dilakukan selama 2 minggu setelah itu. Dengan melakukan eksperimen yang sama berulang-ulang, dia menemukan es mencair pada tanda kalibrasi yang sama pada termometer. Dia menemukan titik yang sama pada kalibrasi pada uap air yang mendidih (saat percobaan dilakukan dengan ketelitian tinggi, variasi terlihat dengan variasi tekanan atmosfer). Saat dia mengeluarkan termometer dari uap air, ketinggian air raksa turun perlahan. Ini berhubungan dengan kecepatan pendinginan (dan pemuaian kaca tabung).
Tekanan udara memengaruhi titik didih air. Celsius mengklaim bahwa ketinggian air raksa saat penguapan air sebanding dengan ketinggian barometer.
Saat Celsius memutuskan untuk menggunakan skala temperaturnya sendiri, dia menentukan titik didih pada 0 °C (212 °F) dan titik beku pada 100 °C (32 °F). Satu tahun kemudian Frenchman Jean Pierre Cristin mengusulkan versi kebalikan skala celsius dengan titik beku pada 0 °C (32 °F) dan titik didih pada 100 °C (212 °F). Dia menamakannya Centrigade.
Pada akhirnya, Celsius mengusulkan metode kalibrasi termometer sbb:
1. Tempatkan silinder termometer pada air murni meleleh dan tandai titik saat cairan di dalam termometer sudah stabil. ini adalah titik beku air.
2. Dengan cara yang sama tandai titik di mana cairan sudah stabil ketika termometer ditempatkan di dalam uap air mendidih.
3. Bagilah panjang di antara kedua titik dengan 100 bagian kecil yang sama.
Titik-titik ini ditambahkan pada kalibrasi rata-rata tetapi keduanya sangat tergantung tekanan udara. Saat ini, tiga titik air digunakan sebagai pengganti (titik ketiga terjadi pada 273.16 kelvins (K), 0.01 °C).
Semua perpindahan panas berhenti pada 0 K, Tetapi suhu ini masih mustahil dicapai karena secara fisika masih tidak mungkin menghentikan partikel. Hari ini termometer air raksa masih banyak digunakan dalam bidang meteorologi, tetapi pengguanaan pada bidang-bidang lain semakin berkurang, karena air raksa secara permanen sangat beracun pada sistem yang rapuh dan beberapa negara maju telah mengutuk penggunaannya untuk tujuan medis. Beberapa perusahaan menggunakan campuran gallium, indium, dan tin (galinstan) sebagai pengganti air raksa.
Termometer yang pipa kacanya diisi dengan raksa disebut termometer raksa.Termometer raksa dengan skala celcius adalah termometer yang umum dijumpai dalam keseharian. Jangkauan suhu raksa cukup lebar dan sesuai untuk pekerjaan laboratoriun (-40°C s/d 350°C)Keuntungan menggunakan air raksa sebagai pengisi termometer, antara lain :
1. Jangkauan suhu air raksa cukup lebar, karena air raksa membeku pada suhu – 40°C dan mendidih
    pada suhu 360°C .
2. Air raksa mudah dilihat karena mengkilat .
3. Pemuaiannya sangat teratur .
4. Terpanasi secara merata sehingga perubahan suhu cepat .
5. Volume air raksa berubah secara teratur .
6. Air raksa tidak membasahi dinding pipa kapiler, sehingga pengukurannya menjadi teliti .
7. Air raksa cepat mengambil panas dari suatu benda yang sedang diukur .
Kerugian menggunakan air raksa sebagai pengisi termometer, antara lain :
1. Sukar diperoleh sehingga air raksa harganya cukup mahal.
2. Air raksa tidak dapat digunakan untuk mengukur suhu yang sangat rendah ( < -40°C  ).
3. Air raksa termasuk zat beracun sehingga berbahaya apabila tabungnya pecah.



 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Artikel 5

BAHAYA PENGGUNAAN AIR RAKSA PADA PERTAMBANGAN TRADISIONAL

Air raksa atau merkuri adalah sebuah elemen yang berasal dari kerak bumi. Manusia tidak bisa menciptakan atau memusnahkan merkuri ini. Merkuri termasuk salah satu logam berat, dengan berat molekul yang tinggi.
Merkuri adalah logam yang ada secara alami dan satu-satunya logam yang berwujud cair pada suhu kamar. Logam murninya berwarna keperakan, cairan tak berbau, dan mengkilap. Bila dipanaskan sampai suhu 357 oC, air raksa akan menguap dan akan meleleh pada suhu -38,9 oC. Bentuk-bentuk lain dari merkuri secara alami dapat ditemukan dalam elemen-elemen yang dapat dijumpai di udara, air, dan tanah yang dapat berbentuk elemen atau logam merkuri, senyawa-senyawa merkuri anorganik dan merkuri organik.
Logam merkuri banyak digunakan dalam industri produksi gas khlor dan soda kaustik, termometer, tambal gigi, baterai, lampu neon, dan lampu mobil. Khusus untuk termometer, merkuri jauh lebih akurat daripada yang menggunakan alkohol karena mudah sekali dipengaruhi oleh perubahan suhu meskipun harus dilakukan pewarnaan terlebih dahulu.
Selain digunakan dalam industri pabrik, merkuri juga banyak digunakan untuk kegiatan penambangan emas tradisional tidak berizin (PETI)—biasa disebut “air kuik” oleh penambang tradisional—untuk mengekstrak logam emas.
Bagaimana Senyawa Merkuri Berada di Lingkungan Sekitar Kita?
Di samping senyawa-senyawa merkuri dalam bentuk senyawa dasar yang meluruh/lepas dari batuan alam yang terlepas dari batuan-batuan kerak bumi, senyawa-senyawa merkuri lainnnya diproduksi oleh industri-industri dalam jumlah kecil untuk kegunaan khusus seperti bahan-bahan kimia maupun farmasi.
Sedangkan, jumlah besar dari senyawa-senyawa merkuri ini dihasilkan dari hasil sampingan pada penambangan emas dan aktivitas pengolahan limbah penambangan emas.
Pengelolaan buangan hasil samping penambangan emas dan pengendalian limbah penambangan emas yang tidak benar dan tidak semestinya, baik penambangan emas besar (berijin) maupun penambangan emas tradisional tidak berijin (PETI), yang menyebabkan terdapatnya merkuri pada lingkungan di sekitar kita dikarenakan pembuangan limbah cair (tailing) pada lingkungan perairan di sekitar kita. Demikian juga dengan senyawa-senyawa merkuri, juga dapat memasuki lingkungan udara melalui pembakaran senyawa amalgam merkuri yang mengandung emas (gebosan/emposan) di mana merkuri akan menguap ke udara dan logam emas tertinggal sebagai residu. Uap merkuri tidak berwarna dan bisa terhirup oleh pernafasan memasuki tubuh manusia maupun hewan.
Bahaya Merkuri
Air raksa atau merkuri sangat beracun. Dalam kadar rendah, logam berat ini umumnya sudah beracun bagi tumbuhan dan hewan, termasuk manusia. Merkuri dapat menyebabkan kerusakan pada sistem saraf meskipun hanya terpapar dalam tingkat yang relatif rendah. Hal ini terutama berbahaya bagi ibu yang sedang hamil. Perkembangan anak-anak karena senyawa merkuri dapat menyebabkan cacat fisik maupun mental pada kelahiran janin.
Air raksa atau Merkuri terkumpul/terakumulasi dalam tubuh manusia dan hewan melalui siklus (daur) rantai makanan, terutama dalam beberapa jenis ikan dan kerang-kerangan karena lingkungan perairan mereka telah tercemar dengan senyawa merkuri.
Senyawa air raksa atau merkuri yang terikat dengan satu senyawa karbon, akan membentuk senyawa merkuri organik, contohnya metil merkuri. Senyawa merkuri organik dianggap lebih berbahaya dan dapat larut dalam lapisan lemak pada kulit yang menyelimuti inti saraf.
Metil merkuri merupakan merkuri organik yang selalu menjadi perhatian serius dalam toksikologi (ilmu pengetahuan tentang racun). Hal ini karena metil merkuri dapat diserap secara langsung melalui pencernaan ikan, hewan, dan manusia dan akan berakumulasi di dalam tubuh ikan, hewan dan manusia, mengikuti pola rantai makanan.
Senyawa merkuri dapat memasuki tubuh melalui pernapasan dengan kadar penyerapan 80%. Uapnya dapat menembus membran paru-paru dan apabila terserap ke tubuh, senyawa merkuri akan terikat dengan protein sulfurhidril seperti sistein dan glutamine. Di dalam darah, 90% dari metil merkuri diserap ke dalam sel darah merah. Metil merkuri juga dijumpai dalam rambut.Toksisitas atau tingkat racun merkuri pada manusia dibedakan menurut bentuk senyawa Hg, yaitu anorganik dan organik. Keracunan anorganik Hg sudah dikenal sejak abad ke-18 dan ke-19 dengan gejala tremor pada orang dewasa. Gejala tremor telah dikenal sejak abad ke-18 yang disebut “hatter’s shakes” (topi bergoyang), karena pada saat itu banyak pekerja di pabrik topi dan wol menderita gejala tersebut.
Gejala berlanjut dengan tremor pada otot muka, yang kemudian merambat ke jari-jari dan tangan. Bila keracunan berlanjut, tremor terjadi pada lidah, berbicara terbata-bata, berjalan terlihat kaku, dan hilang keseimbangan.
Perubahan pada hilangnya daya ingatan dapat juga terjadi pada kasus keracunan Hg dan keracunan kronis akan menyebabkan kematian.
Selain keracunan Hg anorganik, bentuk Hg organik juga menimbulkan keracunan yang sangat berbahaya. Kasus keracunan metil merkuri pada orang, baik anak maupun orang dewasa, diberitakan besar-besaran pasca Perang Dunia II di Jepang, yang disebut “Minamata Disease” atau Penyakit Minamata.
Tragedi “Minamata Disease” ini ditemukan pada penduduk di sekitar kawasan Minamata, Jepang, yang memakan ikan yang berasal dari laut di sekitar Teluk Minamata yang mengandung merkuri yang berasal dari buangan sisa industri plastik.
Gejala keanehan mental dan cacat saraf mulai tampak terutama pada anak-anak. Namun baru sekitar 25 tahun kemudian sejak gejala penyakit tersebut tampak (ditemukan), pemerintah Jepang menghentikan pembuangan Hg.
Untuk menghilangkan sisa-sisa bahan pencemar dan melakukan rehabilitasi penduduk yang terkena dampak menahun (kronis), negara ini telah membayar sangat mahal, jauh melebihi keuntungan yang diperoleh dari hasil pengoperasian perusahaan Chisso Corporation yang menjadi penyebab terakumulasinya merkuri di Teluk Minamata.(HJK).













DAFTAR PUSTAKA


No comments: