Artikel
1
Air Raksa atau Mercury merupakan
satu-satunya logam berbentuk cairan, berwarna abu-abu keperakan, mudah menguap
pada suhu kamar, dan tidak berbau. Air raksa dapat dijumpai dalam bentuk logam,
senyawa turunan anorganik dan organik.
Nama Lain
dari Air Raksa (Mercury) :
1.
Metallic
Mercury, Quick Silver, Hidrargyrum, Colloidal Mercury, Liquid Silver.
Merkuri/raksa
(Hg) termasuk unsur logam yang sangat penting dalam teknologi di abad modern
saat ini. Merkuri adalah unsur yang mempunyai nomor atom (NA=80) serta mempunyai
massa molekul relatif (MR=200,59). Merkuri diberikan simbol kimia Hg yang
merupakan singkatan yang berasal bahasa Yunani Hydrargyricum, yang berarti
cairan perak. Bentuk fisik dan kimianya sangat menguntungkan karena merupakan
satu-satunya logam yang berbentuk cair dalam temperatur kamar (25°C), titik
bekunya paling rendah (-39°C), mempunyai kecenderungan menguap lebih besar,
mudah bercampur dengan logam-logam lain menjadi logam campuran (Amalgam/Alloi),
juga dapat mengalirkan arus listrik sebagai konduktor baik tegangan arus
listrik tinggi maupun tegangan arus listrik rendah. Dalam tubuh manusia
mempunyai ketahanan homeostatis untuk mengontrol logam berat. Walaupun begitu,
dalam konsentrasi yang berlebihan ia akan memberikan efek keracunan secara kronik
atau akut (Forstner & Wittman, 1979). Beberapa logam toksik, dalam hal ini
logam merkuri, mempunyai separuh hayat biologi yang panjang dan menyebabkan
akumulasi di dalam tubuh. Merkuri oleh Clarkson (1976) dapat digolongkan
sebagai merkuri organik dan anorganik sebagai berikut:
Anorganik:
·
Logam
HgO
·
Garam
merkurous Hg2Cl2
·
Garam
merkurik HgCl2
Organik
·
Senyawa
alkil merkuri CH3HgCl
·
Senyawa
aril merkuri C6H5HgCl
·
Senyawa
alkoksiaril merkuri CH3OCH2HgC
Merkuri anorganik terdiri dari raksa
unsur dan garam merkurous dan merkurik yang dapat terurai. Merkuri yang
bersifat molekul dan terikat dengan atom karbon disebut merkuri organik. Rantai
pendek merkuri alkil, aril, dan alkoksialkil termasuk dalam kumpulan ini
(Clarkson, 1976). Ikatan merkuri karbon adalah stabil karena aktivitas merkuri
yang rendah terhadap oksigen (Friberg et al 1979). Bentuk kimia merkuri
mempunyai pengaruh terhadap pengendapannya. Secara umum ada tiga bentuk merkuri
(Hammond dan Beliles, 1980),
yaitu:
Unsur
Merkuri (HgO)
Mempunyai
tekanan uap yang tinggi dan sukar larut di dalam air. Pada suhu kamar
kelarutannya kira-kira 60 mg/l dalam air dan antara 5-50 mg/l dalam lipida.
Bila ada oksigen, merkuri diasamkan langsung ke dalam bentuk ionik. Uap merkuri
wujud (hadir) dalam bentuk monoatom yang apabila terserap ke dalam tubuh akan
dibebaskan ke dasar alveolar.
b.
Merkuri Anorganik (Hg2+dan Hg22+)
Di
antara dua tahapan pengoksidaan, Hg2+adalah lebih reaktif. Ia dapat
membentuk kompleks dengan ligan organik, terutama golongan sulfurhidril.
Contohnya HgCl2 sangat larut dalam air dan sangat toksik, sebaliknya
HgCl tidak larut dan kurang toksik.
c.
Merkuri Organik
Senyawa
merkuri yang terikat dengan satu logam karbon, contohnya metil merkuri. Saluran
pernapasan merupakan jalan utama penyerapan raksa dalam bentuk unsur. Persen
pengendapan dan akumulasinya
adalah
tinggi, lebih kurang 80%, karena sifatnya yang larut di dalam lipida. Di dalam
bentukpenyerapannya dari saluran gastrointestin sangat sedikit, mungkin kurang
dari 0,01%, karena merkuri berbentuk partikel globular yang besar. Oleh karena
itu sukar untuk melintasi selaput mukosa. Merkuri mungkin dapat melintasi kulit
tetapi belum dapat dibuktikan (Berlin, 1979).
Senyawa merkuri organik dianggap lebih berbahaya dan ia
dapat larut dalam lapisan lemak pada kulit yang menyelimuti korda saraf
(Volkovic, 1977). Metil merkuri merupakan merkuri organic yang selalu menjadi
perhatian serius dalam toksikologi. Ini karena metil merkuri dapat diserap
secara langsung melalui pernapasan dengan kadar penyerapan 80%. Uapnya dapat
menembus membran paru-paru dan apabila terserap ke tubuh, ia akan terikat
dengan protein sulfurhidril seperti sistein dan glutamine. Di dalam darah, 90%
dari metil merkuri diserap ke dalam sel darah merah dan metil merkuri juga
dijumpai dalam rambut. Menurut Irving et al.(1975), jumlah merkuri yang
dimasukkan ke dalam akar rambut adalah berbanding dengan kepekatan metil
merkuri di dalam darah.
Artikel 2
MANFAAT MERKURI TERHADAP MANUSIA DAN
LINGKUNGAN
Pemanfaatan
logam merkuri pada saat ini sudah hampir mencakup seluruh aspek kehidupan manusia
dan lingkungan. Selama kurun waktu beberapa tahun, merkuri telah banyak
digunakan dalam bidang kedokteran, pertanian, dan industri. Bidang kedokteran
telah menggunakan merkuri sejak abad ke-15 di mana merkuri (Hg) digunakan untuk
pengobatan penyakit kelamin (sifilis). Kalomel (HgCl) digunakan sebagai
pembersih luka sampai diketahui bahwa bahan tersebut beracun sehingga tidak
digunakan lagi. Komponen merkuri organik digunakan untuk obat diuretika sampai
bertahun-tahun dan juga digunakan sebagai bahan untuk kosmetik.
Dalam
bidang pertanian, merkuri digunakan untuk membunuh jamur sehingga baik
digunakan untuk pengawet produk hasil pertanian. Merkuri organik juga digunakan
untuk pembasmi hama pada tanaman seperti buah apel, tomat, kentang, dan juga
digunakan sebagai pembasmi hama padi. Dalam bidang industri, terbanyak adalah
pabrik alat-alat listrik yang menggunakan lampu-lampu merkuri untuk penerangan
jalan raya. Mungkin ini disebabkan biaya pemasangan dan operasi yang murah dan
arus listriknya dapat dialiri dengan voltase yang tinggi. Merkuri juga
digunakan pada pembuatan baterai, karena baterai dengan bahan yang mengandung merkuri dapat tahan lama dan tahan
terhadap kelembapan yang tinggi. Selain itu, merkuri juga digunakan dalam
industri pembuatan klor alkali yang menghasilkan klorin (Cl2), di mana
perusahaan air minum memanfaatkan klorin untuk penjernihan air dan pembasmi
kuman (proses klorinasi). Juga di dalam pembuatan kaustik soda yang diproduksi
dengan jalan elektrolisis dari larutan garam NaCl, menggunakan merkuri dalam
bentuk amalgam dicampur dengan logam natrium dan digunakan sebagai katoda yang
banyak digunakan dalam pembuatan baterai basah maupun kering. Penggunaan
merkuri di sini pada dasarnya berbentuk larutan konduksi dan kemampuannya mengikat
logam natrium sebagai amalgam dan membebaskan klor. Merkuri juga digunakan
dalam campuran cat yang digunakan untuk mengecat pada daerah yang mempunyai
kelembapan tinggi sehingga dapat mencegah tumbuhnya jamur. Dalam hal ini,
merkuri digunakan dalam bentuk organik Phenyl Merkuri Asetat (PMA).
Artikel
3
EFEK MERKURI TERHADAP MANUSIA DAN LINGKUNGAN
Sebagian besar merkuri yang terdapat di alam ini dihasilkan
oleh sisa industri dalam jumlah ±10.000 ton setiap tahunnya. Penggunaan merkuri
sangat luas di mana ±3.000 jenis kegunaan dalam industri pengolahan bahan-bahan
kimia, proses pembuatan obat-obatan yang digunakan oleh manusia serta sebagai
bahan dasar pembuatan insektisida untuk pertanian (Christian et al.,1970).
Semua komponen merkuri baik dalam bentuk metil dan bentuk
alkil yang masuk ke dalam tubuh manusia secara terus menerus akan menyebabkan
kerusakan permanen pada otak, hati, dan ginjal (Roger et al.,1984). Ion merkuri
menyebabkan pengaruh toksik, karena terjadinya proses presipitasi protein
menghambat aktivitas enzim dan bertindak sebagai bahan yang korosif. Merkuri
juga terikat oleh gugus sulfhidril, fosforil, karboksil, amida, dan amina, di
mana dalam gugus tersebut merkuri dapat menghambat fungsi enzim. Efek
toksisitas merkuri pada manusia bergantung pada bentuk komposisi merkuri, jalan
masuknya ke dalam tubuh, dan lamanya berkembang. Contohnya adalah bentuk
merkuri (HgCl2) lebih toksik daripada bentuk merkuro (HgCl). Hal ini
disebabkan karena bentuk divalen lebih mudah larut daripada bentuk monovalen.
Di samping itu, bentuk HgCl2juga cepat dan mudah diabsorpsi sehingga daya
toksisitasnya lebih tinggi (Zul Alfian, 1987, 1998, 2000, 2001).Bentuk organik
seperti metil-merkuri, sekitar 90% diabsorpsi oleh dinding usus, hal ini jauh
lebih besar daripada bentuk anorganik (HgCl2) yang hanya sekitar
10%. Akan tetapi, bentuk merkuri anorganik ini kurang bersifat korosif daripada
bentuk organik. Bentuk organik tersebut juga dapat menembus barrierdarah dan
plasenta sehingga dapat menimbulkan pengaruh teratogenik dan gangguan saraf
(Darmono, 2001).
Uap Hg yang murni merupakan permasalahan toksikologi yang
unik, karena elemen Hg ini mempunyai dua sifat toksisitas yang sangat berbahaya
pada manusia, antara lain:
1.Elemen Hg dapat menembus membran
sel karena ia mempunyai sifat mudah sekali larut dalam lipida, sehingga mudah
sekali menembus barier darah otak yang akhirnya terakumulasi di dalam otak.
2.Elemen Hg sangat mudah sekali teroksidasi untuk membentuk
merkuri oksida (HgO) atau ion merkuri (Hg2+). Toksisitas kronik dari kedua
bentuk merkuri ini akan berpengaruh pada jenis organ yang berbeda yaitu saraf
(otak) dan ginjal.
Toksisitas uap merkuri melalui
saluran pernapasan (inhalasi), biasanya menyerang sistem saraf pusat, sedangkan
toksisitas kronik yang ditimbulkannya dapat menyerang ginjal. Elemen merkuri
dan komponen alkil merkuri yang masuk ke dalam otak akan menyebabkan terjadinya
perubahan struktur protein dan sistem enzim, sehingga sinoptik dan transmisi
neuromuskuler diblok. Sistem saraf pusat adalah target organ dari toksisitas
metil merkuri tersebut, sehingga gejala yang terlihat erat hubungannya dengan
kerusakan saraf pusat. Gejala yang timbul adalah sebagai berikut:
a.Gangguan saraf sensoris:
Paraesthesia, kepekaan menurun dan sulit menggerakkan jari tangan dan kaki,
penglihatan menyempit, daya pendengaran menurun, serta rasa nyeri pada lengan
dan paha.
b.Gangguan saraf motorik: lemah,
sulit berdiri, mudah jatuh,
ataksia, tremor, gerakan lambat, dan
sulit berbicara.
c.Gangguan lain: gangguan mental,
sakit kepala, dan hipersalivasi.
Secara
alamiah, pencemaran raksa berasal dari kegiatan gunung api atau rembesan air
tanah yang melewati tumpukkan raksa di dalam tanah. Apabila masuk ke dalam
perairan, raksa mudah berkaitan dengan klor yang ada dalam air laut dan
membentuk ikatan HgCl. Dalam bentuk ini, raksa mudah masuk ke dalam plankton.
Jika plankton ini dimakan oleh ikan ataupun hewan laut lainnya dan hewan laut
ini dimakan manusia, maka akan menimbulkan keracunan bahkan dapat menyebabkan
kematian. Raksa mencemari lingkungan (udara, air dan tanah) terutama melalui
pembakaran batu bara, insinerator limbah medis, produksi besi baja, produksi
semen, pertambangan emas, limbah sampah yang mengandung
raksa,dan sebagainya.
Artikel 4
AIR RAKSA SEBAGAI ALAT PENGUKUR
SUHU
Termometer air raksa dalam gelas
adalah thermometer yang dibuat dari air raksa yang ditempatkan pada suatu tabung kaca. Tanda
yang dikalibrasi pada tabung membuat temperatur dapat dibaca sesuai panjang air
raksa di dalam gelas, bervariasi sesuai suhu. Untuk meningkatkan ketelitian,
biasanya ada bohlam air raksa pada ujung termometer yang berisi sebagian besar
air raksa; pemuaian dan penyempitan volume raksa kemudian dilanjutkan ke bagian
tabung yang lebih sempit. Ruangan di antara air raksa dapat diisi atau
dibiarkan kosong. Sebagai pengganti air raksa, beberapa termometer keluarga
mengandung alkohol dengan tambahan pewarna merah. Termometer ini lebih aman dan
mudah untuk dibaca.
Jenis khusus
termometer air raksa, disebut termometer maksimun, bekerja dengan adanya katup
pada leher tabung dekat bohlam. Saat suhu naik, air raksa didorong ke atas
melalui katup oleh gaya pemuaian. Saat suhu turun air raksa tertahan pada katup
dan tidak dapat kembali ke bohlam membuat air raksa tetap di dalam tabung.
Pembaca kemudian dapat membaca temperatur maksimun selama waktu yang telah
ditentukan. Untuk mengembalikan fungsinya, termometer harus diayunkan dengan
keras. Termometer ini mirip desain termometer medis.
Air raksa akan membeku
pada suhu -38.83 °C (-37.89 °F) dan hanya dapat digunakan pada suhu
di atasnya. Air raksa, tidak seperti air, tidak mengembang saat membeku
sehingga tidak memecahkan tabung kaca, membuatnya sulit diamati ketika membeku.
Jika termometer mengandung nitrogen, gas mungkin mengalir turun ke dalam kolom
dan terjebak di sana ketika temperatur naik. Jika ini terjadi termometer tidak
dapat digunakan hingga kembali ke kondisi awal. Untuk menghindarinya,
termometer air raksa sebaiknya dimasukkan ke dalam tempat yang hangat saat
temperatur di bawah -37 °C (-34.6 °F). Pada area di mana suhu
maksimum tidak diharapkan naik di atas - 38.83 ° C (-37.89 °F) termometer
yang memakai campuran air raksa dan thallium mungkin bisa dipakai. Termometer
ini mempunyai titik beku of -61.1 °C (-78 °F).
Termometer air raksa
umumnya menggunakan skala suhu Celsius dan Fahrenhait. Anders Celsius
merumuskan skala Celsius, yang dipaparkan pada publikasinya ”the origin of the
Celsius temperature scale” pada 1742.
Celsius
memakai dua titik penting pada skalanya: suhu saat es mencair dan suhu
penguapan air. Ini bukanlah ide baru, sejak dulu Isaac Newton bekerja dengan
sesuatu yang mirip. Pengukuran suhu celsius menggunakan suhu pencairan dan
bukan suhu pembekuan. Eksperimen untuk
mendapat kalibrasi yang lebih baik pada termometer Celsius dilakukan selama 2
minggu setelah itu. Dengan melakukan eksperimen yang sama berulang-ulang, dia
menemukan es mencair pada tanda kalibrasi yang sama pada termometer. Dia
menemukan titik yang sama pada kalibrasi pada uap air yang mendidih (saat
percobaan dilakukan dengan ketelitian tinggi, variasi terlihat dengan variasi
tekanan atmosfer). Saat dia mengeluarkan termometer dari uap air, ketinggian
air raksa turun perlahan. Ini berhubungan dengan kecepatan pendinginan (dan
pemuaian kaca tabung).
Tekanan udara
memengaruhi titik didih air. Celsius mengklaim bahwa ketinggian air raksa saat
penguapan air sebanding dengan ketinggian barometer.
Saat Celsius
memutuskan untuk menggunakan skala temperaturnya sendiri, dia menentukan titik
didih pada 0 °C (212 °F) dan titik beku pada 100 °C
(32 °F). Satu tahun kemudian Frenchman Jean Pierre Cristin mengusulkan
versi kebalikan skala celsius dengan titik beku pada 0 °C (32 °F) dan
titik didih pada 100 °C (212 °F). Dia menamakannya Centrigade.
Pada akhirnya,
Celsius mengusulkan metode kalibrasi termometer sbb:
1. Tempatkan silinder termometer pada
air murni meleleh dan tandai titik saat cairan di dalam termometer sudah
stabil. ini adalah titik beku air.
2. Dengan cara yang sama tandai titik
di mana cairan sudah stabil ketika termometer ditempatkan di dalam uap air
mendidih.
3. Bagilah panjang di antara kedua
titik dengan 100 bagian kecil yang sama.
Titik-titik ini
ditambahkan pada kalibrasi rata-rata tetapi keduanya sangat tergantung tekanan
udara. Saat ini, tiga titik air digunakan sebagai pengganti (titik ketiga
terjadi pada 273.16 kelvins (K), 0.01 °C).
Semua
perpindahan panas berhenti pada 0 K, Tetapi suhu ini masih mustahil dicapai
karena secara fisika masih tidak mungkin menghentikan partikel. Hari ini
termometer air raksa masih banyak digunakan dalam bidang meteorologi, tetapi
pengguanaan pada bidang-bidang lain semakin berkurang, karena air raksa secara
permanen sangat beracun pada sistem yang rapuh dan beberapa negara maju telah
mengutuk penggunaannya untuk tujuan medis. Beberapa perusahaan menggunakan
campuran gallium, indium, dan tin (galinstan) sebagai pengganti air raksa.
Termometer
yang pipa kacanya diisi dengan raksa disebut termometer raksa.Termometer raksa
dengan skala celcius adalah termometer yang umum dijumpai dalam keseharian.
Jangkauan suhu raksa cukup lebar dan sesuai untuk pekerjaan laboratoriun (-40°C
s/d 350°C)Keuntungan menggunakan air raksa sebagai pengisi termometer, antara
lain :
1. Jangkauan suhu air raksa cukup lebar, karena air raksa membeku pada suhu – 40°C dan mendidih
pada suhu 360°C .
2. Air raksa mudah dilihat karena mengkilat .
3. Pemuaiannya sangat teratur .
4. Terpanasi secara merata sehingga perubahan suhu cepat .
5. Volume air raksa berubah secara teratur .
6. Air raksa tidak membasahi dinding pipa kapiler, sehingga pengukurannya menjadi teliti .
7. Air raksa cepat mengambil panas dari suatu benda yang sedang diukur .
• Kerugian menggunakan air raksa sebagai pengisi termometer, antara lain :
1. Sukar diperoleh sehingga air raksa harganya cukup mahal.
2. Air raksa tidak dapat digunakan untuk mengukur suhu yang sangat rendah ( < -40°C ).
3. Air raksa termasuk zat beracun sehingga berbahaya apabila tabungnya pecah.
1. Jangkauan suhu air raksa cukup lebar, karena air raksa membeku pada suhu – 40°C dan mendidih
pada suhu 360°C .
2. Air raksa mudah dilihat karena mengkilat .
3. Pemuaiannya sangat teratur .
4. Terpanasi secara merata sehingga perubahan suhu cepat .
5. Volume air raksa berubah secara teratur .
6. Air raksa tidak membasahi dinding pipa kapiler, sehingga pengukurannya menjadi teliti .
7. Air raksa cepat mengambil panas dari suatu benda yang sedang diukur .
• Kerugian menggunakan air raksa sebagai pengisi termometer, antara lain :
1. Sukar diperoleh sehingga air raksa harganya cukup mahal.
2. Air raksa tidak dapat digunakan untuk mengukur suhu yang sangat rendah ( < -40°C ).
3. Air raksa termasuk zat beracun sehingga berbahaya apabila tabungnya pecah.
Artikel 5
BAHAYA PENGGUNAAN AIR RAKSA PADA PERTAMBANGAN TRADISIONAL
Air raksa atau merkuri adalah sebuah elemen yang berasal dari
kerak bumi. Manusia tidak bisa menciptakan atau memusnahkan merkuri ini.
Merkuri termasuk salah satu logam berat, dengan berat molekul yang tinggi.
Merkuri
adalah logam yang ada secara alami dan satu-satunya logam yang berwujud cair
pada suhu kamar. Logam murninya berwarna keperakan, cairan tak berbau, dan
mengkilap. Bila dipanaskan sampai suhu 357 oC, air raksa akan menguap dan akan
meleleh pada suhu -38,9 oC. Bentuk-bentuk lain dari merkuri secara alami dapat
ditemukan dalam elemen-elemen yang dapat dijumpai di udara, air, dan tanah yang
dapat berbentuk elemen atau logam merkuri, senyawa-senyawa merkuri anorganik
dan merkuri organik.
Logam merkuri banyak digunakan dalam industri produksi gas
khlor dan soda kaustik, termometer, tambal gigi, baterai, lampu neon, dan lampu
mobil. Khusus untuk termometer, merkuri jauh lebih akurat daripada yang
menggunakan alkohol karena mudah sekali dipengaruhi oleh perubahan suhu
meskipun harus dilakukan pewarnaan terlebih dahulu.
Selain
digunakan dalam industri pabrik, merkuri juga banyak digunakan untuk kegiatan
penambangan emas tradisional tidak berizin (PETI)—biasa disebut “air kuik” oleh
penambang tradisional—untuk mengekstrak logam emas.
Bagaimana
Senyawa Merkuri Berada di Lingkungan Sekitar Kita?
Di samping senyawa-senyawa merkuri dalam bentuk senyawa dasar
yang meluruh/lepas dari batuan alam yang terlepas dari batuan-batuan kerak
bumi, senyawa-senyawa merkuri lainnnya diproduksi oleh industri-industri dalam
jumlah kecil untuk kegunaan khusus seperti bahan-bahan kimia maupun farmasi.
Sedangkan, jumlah besar dari senyawa-senyawa merkuri ini
dihasilkan dari hasil sampingan pada penambangan emas dan aktivitas pengolahan
limbah penambangan emas.
Pengelolaan
buangan hasil samping penambangan emas dan pengendalian limbah penambangan emas
yang tidak benar dan tidak semestinya, baik penambangan emas besar (berijin)
maupun penambangan emas tradisional tidak berijin (PETI), yang menyebabkan
terdapatnya merkuri pada lingkungan di sekitar kita dikarenakan pembuangan
limbah cair (tailing) pada lingkungan perairan di sekitar kita. Demikian juga
dengan senyawa-senyawa merkuri, juga dapat memasuki lingkungan udara melalui
pembakaran senyawa amalgam merkuri yang mengandung emas (gebosan/emposan) di
mana merkuri akan menguap ke udara dan logam emas tertinggal sebagai residu.
Uap merkuri tidak berwarna dan bisa terhirup oleh pernafasan memasuki tubuh
manusia maupun hewan.
Bahaya
Merkuri
Air raksa atau merkuri sangat beracun. Dalam kadar rendah,
logam berat ini umumnya sudah beracun bagi tumbuhan dan hewan, termasuk
manusia. Merkuri dapat menyebabkan kerusakan pada sistem saraf meskipun hanya
terpapar dalam tingkat yang relatif rendah. Hal ini terutama berbahaya bagi ibu
yang sedang hamil. Perkembangan anak-anak karena senyawa merkuri dapat
menyebabkan cacat fisik maupun mental pada kelahiran janin.
Air
raksa atau Merkuri terkumpul/terakumulasi dalam tubuh manusia dan hewan melalui
siklus (daur) rantai makanan, terutama dalam beberapa jenis ikan dan
kerang-kerangan karena lingkungan perairan mereka telah tercemar dengan senyawa
merkuri.
Senyawa air raksa atau merkuri yang terikat dengan satu
senyawa karbon, akan membentuk senyawa merkuri organik, contohnya metil
merkuri. Senyawa merkuri organik dianggap lebih berbahaya dan dapat larut dalam
lapisan lemak pada kulit yang menyelimuti inti saraf.
Metil merkuri merupakan merkuri organik yang selalu menjadi
perhatian serius dalam toksikologi (ilmu pengetahuan tentang racun). Hal ini
karena metil merkuri dapat diserap secara langsung melalui pencernaan ikan,
hewan, dan manusia dan akan berakumulasi di dalam tubuh ikan, hewan dan
manusia, mengikuti pola rantai makanan.
Senyawa
merkuri dapat memasuki tubuh melalui pernapasan dengan kadar penyerapan 80%.
Uapnya dapat menembus membran paru-paru dan apabila terserap ke tubuh, senyawa
merkuri akan terikat dengan protein sulfurhidril seperti sistein dan glutamine.
Di dalam darah, 90% dari metil merkuri diserap ke dalam sel darah merah. Metil
merkuri juga dijumpai dalam rambut.Toksisitas atau tingkat racun merkuri pada
manusia dibedakan menurut bentuk senyawa Hg, yaitu anorganik dan organik.
Keracunan anorganik Hg sudah dikenal sejak abad ke-18 dan ke-19 dengan gejala
tremor pada orang dewasa. Gejala tremor telah dikenal sejak abad ke-18 yang
disebut “hatter’s shakes” (topi bergoyang), karena pada saat itu banyak pekerja
di pabrik topi dan wol menderita gejala tersebut.
Gejala
berlanjut dengan tremor pada otot muka, yang kemudian merambat ke jari-jari dan
tangan. Bila keracunan berlanjut, tremor terjadi pada lidah, berbicara
terbata-bata, berjalan terlihat kaku, dan hilang keseimbangan.
Perubahan pada hilangnya daya ingatan dapat juga terjadi pada
kasus keracunan Hg dan keracunan kronis akan menyebabkan kematian.
Selain
keracunan Hg anorganik, bentuk Hg organik juga menimbulkan keracunan yang
sangat berbahaya. Kasus keracunan metil merkuri pada orang, baik anak maupun
orang dewasa, diberitakan besar-besaran pasca Perang Dunia II di Jepang, yang
disebut “Minamata Disease” atau Penyakit Minamata.
Tragedi “Minamata Disease” ini ditemukan pada penduduk di
sekitar kawasan Minamata, Jepang, yang memakan ikan yang berasal dari laut di
sekitar Teluk Minamata yang mengandung merkuri yang berasal dari buangan sisa
industri plastik.
Gejala
keanehan mental dan cacat saraf mulai tampak terutama pada anak-anak. Namun
baru sekitar 25 tahun kemudian sejak gejala penyakit tersebut tampak
(ditemukan), pemerintah Jepang menghentikan pembuangan Hg.
Untuk menghilangkan sisa-sisa bahan pencemar dan melakukan
rehabilitasi penduduk yang terkena dampak menahun (kronis), negara ini telah
membayar sangat mahal, jauh melebihi keuntungan yang diperoleh dari hasil
pengoperasian perusahaan Chisso Corporation yang menjadi penyebab
terakumulasinya merkuri di Teluk Minamata.(HJK).
DAFTAR
PUSTAKA
No comments:
Post a Comment