Tuesday, November 25, 2014

Pupuk Organik dari bangkai tikus


 
Pupuk organik dari sisa-sisa tanaman atau kotoran hewan sudah biasa. Namun, pupuk dari bangkai hewan, baru luar biasa. Inilah yang dilakukan Anas Tika, petani dari Desa Matunru-tunrue, Kecamatan Cempa, Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan (Sulsel). Dia mampu mengolah bangkai tikus menjadi pupuk organik cair, sangat menyuburkan tanaman.
Penemuan Anas ini tergolong unik. Awalnya, keluarga dan warga kampung menganggap dia kurang waras. Namun kala dia mampu membuktikan, kini menjadi tersohor bahkan, menjadi inspirasi petani lain.
Untuk membuat pupuk tikus ini, cukup sederhana. Bangkai tikus hasil tangkapan ditempatkan di sebuah bak besar setinggi dua meter berdiameter 90 cm. Bak bisa berupa tong besar berbahan plastik atau beton ini ditutup rapat. Di bagian bawah diberi kran.
Tikus dibiarkan terfermentasi selama enam sampai delapan bulan. Hasil fermentasi berbentuk cairan ini dialirkan ke penampungan melalui kran. Sebelum dialirkan ke sawah garapan. Satu bak berdaya tampung 18 ribu tikus, menghasilkan pupuk cair mencapai 3.000 liter. Pupuk ini untuk belasan hingga puluhan hektar sawah.
Ketika saya mengunjungi sawahnya seluas 1,2 hektar, Sabtu 10 Agustus 2013, Anas menunjukkan bagaimana proses penangkapan tikus dan pengolahan menjadi pupuk. Di bagian depan sawah, ada plang besar tertulis, "Perangkap Raksasa Tikus". Di sekitaran sawah Anas mendirikan balai, yang menjadi ruang bagi petani lain berbagi pengalaman."Ini perangkap tikus raksasa yang saya miliki," katanya.
Perangkap tikus raksasa yang dimaksud itu sawah di kelilingi tembok setinggi satu meter, dipasangi jebakan tikus pada 50 titik. Tiap jebakan ini mampu menangkap hingga 30 tikus per malam. Berarti, dalam semalam total tikus bisa ditangkap mencapai 1.500 ekor.
Penemuan pupuk organik cair sisa bangkai tikus, kata Anas, secara tak sengaja. Dulu, dia dikenal karena perangkap tikus raksasa yang ditemukan sejak 2006.
Selama ini,  serangan hama tikus cukup besar, bisa berdampak pada penurunan produksi hingga 60 persen. "Tikus itu jauh lebih menyukai padi dibanding tanaman lain. Tak heran jika padi sudah berisi, serangan tikus mulai bermunculan."
Serangan tikus biasa terjadi Juni, ketika padi berumur 30 hari hingga masa panen. Intensitas serangan tikus akan meningkat di musim penghujan. Pada musim kemarau, serangan tikus berkurang karena tidak bisa bertahan di atas suhu 32 derajat celcius.
Menurut Anas, selama ini petani menangkap tikus secara manual, langsung dari lubang-lubang yang banyak di pematang sawah. Penggunaan racun tikus sering dilakukan petani jika serangan cukup besar.
Namun, cara ini  dinilai Anas kurang efektif dan memakan waktu lama. Penggunaan racun bisa menimbulkan masalah tersendiri karena jika berlebihan berpotensi membunuh predator lain, yang justru dibutuhkan oleh petani.
Melihat kondisi ini, Anas mulai berpikir alternatif lain. Sampai dia menemukan cara lewat mengisolasi sawah dengan membangun tembok setinggi satu meter. Dia pun mendesain perangkap tikus yang hanya dilalui tikus. Dengan cara ini hampir tak ada tikus bisa lolos. Tikus dibunuh dengan merendam di air selama 2,5 menit.
Awalnya,  dia merasa terbantu dengan perangkap temuan ini. Dia bahkan dinobatkan sebagai Petani Teladan Nasional pada 2008. Namun, masalah lain muncul: bagaimana membuang bangkai tikus dengan jumlah puluhan ribu?
"Saya bingung membuang bangkai tikus itu. Dulu saya membuang begitu saja di pinggir jalan depan sawah. Bangkai tikus ini justru mengganggu petani lain dan pengguna jalan. Banyak mengeluhkan bau menyengat kemana-mana," kata Anas.
Meskipun tak tamat SMP, tetapi pria ini senang bereksperimen. Suatu hari, dia menemukan tanaman tempat pembuangan bangkai tikus itu ternyata tumbuh subur. Beberapa pohon kelapa yang hampir mati, kembali sibur. Dari sinilah dia kemudian bangkai tikus ini mampu menyuburkan tanaman.
Anas mulai beresperimen dengan beberapa bangkai tikus. Setelah berbulan-bulan melakukan percobaan, dia makin yakin dengan keampuhan bangkai tikus ini dalam menyuburkan tamaman.
"Saya juga melihat kalau bangkai tikus ini langsung digunakan hasil kurang baik, justru bisa merusak tanaman. Jadi waktu efektif perendaman ini antara enam sampai delapan bulan."
Dengan pupuk cair ini, produktivitas sawah Anas pun meningkat cukup siginifikan. Dulu, hanya berproduksi enam sampai tujuh ton per hektar, kini 9-10 ton. Pertumbuhan padi terlihat lebih subur dan hijau dibandingkan pupuk kimiawi. Belum lagi, dari aspek lingkungan lebih menyehatkan, karena tidak lagi harus tergantung pupuk kimiawi.
Untuk menghindari bau menyengat bangkai tikus, Anas menambahkan bahan-bahan lain di wadah tikus itu, seperti buah-buahan dan air kelapa. Sebelum digunakan dia menganjurkan pupuk dicampur dengan lumpur. "Lumpur bisa menghilangkan bau tikus agar tidak terlalu menyengat." Diapun tengah mencari formula tepat peredam bau bangkai ini.
Penggunaan pupuk ini tergolong sederhana, cukup dialirkan ke sawah sebelum penanaman. Untuk pembibitan pemberian pupuk tikus ini biasa hanya sekali, sebelum penanaman. Untuk sawah tanam dua kali, yaitu sebelum penanaman dan saat malai mulai berbunga. Anas menjamin pupuk tikus ini aman dari segi kesehatan. "Yang penting pupuk tidak mengenai luka luar."
Atas temuan ini, dia dijuluki Profesor Tikus oleh warga setempat. Ratusan petani dari berbagai daerah berdatangan menimpa ilmu. Puluhan mahasiswa dan peneliti pertanian juga banyak menimba ilmu pupuk tikus ini.
Anas memperoleh SCTV Award 2013 di bidang inovasi. Untuk tahun ini, dia terpilih sebagai salah seorang Penyuluh Swadaya Nasional mewakili Sulsel. Dia merasa belum puas dengan temuan perangkap tikus dan pupuk organik  ini. "Masih banyak yang harus diperbaiki."

Inikah Penyebab Umum Orang Membuang Bangkai Tikus??..

1.      Penyebab Umum Orang Membuang Bangkai

Entah dari mana kebiasaan ini datang. Begitu ada tikus yang berhasil dibunuh, bangkainya akan dibuang ke jalan. Bangkai itu akan terlindas kendaraan, daging dan isi perutnya akan terburai. Sebelum kering oleh sengatan matahari, cuil demi cuil daging atau isi perut itu akan menyangkut di ban-ban mobil, motor, becak atau sepeda yang lewat. Bahkan ketika bangkai itu sudah tidak berwujud sekalipun, potongan-potongan kecilnya masih menanti di jalan, siap menempel di ban-ban kendaraan kita. Dan kita pun akan membawanya ke rumah masing-masing.
Di rumah, kita menyimpan potongan daging itu di lantai garasi atau ruang tamu bagi yang tidak punya garasi. Anak-anak mereka akan menginjak remah-remahnya yang renik kemudian membawanya ke kamar tidur, kamar tamu, dapur dan toilet. Kita bisa bayangkan berapa banyak rumah yang ditebari jumput bangkai itu.
Kejadian lainnya,  pernah seorang ibu mendapati lauknya diciduk atau dijilat tikus, atau seorang gadis saat membersihkan kamarnya dan menemukan poster wajah idolanya di majalah tinggal separuh hanya karena dimakan tikus. Mereka pun marah dan mengobok-obok semua tempat di dalam rumah untuk mencari biang masalah itu. Walhasil, satu tikus terbunuh, mungkin oleh pukulan balok atau benda = benda keras apa saja yang terjangkau dan bisa membunuh. Entah karena kelelahan atau masih dendam, mereka sekenanya membuang bangkai itu ke jalanan dan menikmati bangkai itu terburai oleh kendaraan yang melintas.


2.      Dampak Negatif dari Bangkai

Pernah melihat ada bangkai tikus dibuang di perempatan atau ditengah jalan?  Rasa jijik, mual dan kotor muncul di benak pengendara yang melintasi atau melihatnya. Selain menjijikan, pembuangan bangkai tikus tersebut sebenarnya sangat berbahaya bagi kesehatan.
Bicara mengenai dampak negatif mungkin masih banyak yang belum menyadari bahaya yang ditimbulkan dari bangkai. Ketika kita menghirup untuk beberapa waktu, itu biasa – biasa saja. Namun lain halnya dengan dokter forensik yang berjam-jam menghirup bau tersebut. Tapi ingat,manusia diciptakan dengan system kekebalan tubuh…namun bukan berarti kita bisa menghirup bau yang tak sedap untuk waktu yang lama. Karena itu dapat membuat hidung tersumbat dan nafsu makan tersendat.Jika nafsu makan tersendat, maka secara tidak langsung akan mengganggu kesehatan dan lama-kelamaan dapat menyebabkan penyakit maag (asam lambung) serta dapat menurunkan system kekebalan tubuh. Tidak hanya itu ,tikus juga merupakan penyebar penyakit tyfus yang bisa juga membawa orang kepada kerugian besar bahkan kematian.


3.      Cara Mengatasi Dampak Negatif dari Bangkai
Bagi orang yang rajin mencuci kenderaannya, jumput daging bangkai yang melekat di ban-ban kenderaan tidak akan terbawa atau terpijak oleh anak-anak di rumah masing-masing.sebab jumput itu akan langsung masuk ke saluran pembuangan atau, kalau pengecualian lain jika hujan turun dan semuanya tersapu masuk ke selokan.

      Upaya pengendalian dampak negatif yang mungkin ditimbulkan dari bangkai. Utamanya adalah dengan pencegahan . Pencegahan yang dilakukan di awali dari hal-hal kecil di sekitar kita yaitu sebagai berikut:

1.      Menjaga kebersihan linkungan sekitar rumah,kantor,atau tempat lain yang kita tempati.agar tikus tidak bersarang.
2.      Bila kita melihat / menemukan bangkai tikus , sebaiknya kita langsung menguburkan bangkai tersebut.
3.      Jika kita mencium bau bangkai di sekitar rumah atau lingkungan yang kita tempati lainnya,segera cari sumber bau tersebut. Jangan biarkan hingga berhari-hari.






Sidat Indonesia di incar di Jepang

Benar jika dikatakan bahwa kekayaan kelautan dan perikanan Indonesia termasuk yang terbesar di dunia. Buktinya terlihat dari salah satu spesies ikan kegemaran warga Jepang, yaitu ikan sidat atau unagi, yang banyak hidup di perairan Indonesia.

Benih ikan sidat yang bisa hidup di air tawar dan asin itu ternyata menjadi incaran pengusaha perikanan Jepang karena harganya yang terbilang wah dan bisa mengucurkan yen ke kantong. Ambil contoh, ikan sidat jenis marmorata. Untuk membeli satu kilogramnya saja, Anda harus menyediakan uang setidaknya Rp 300.000.

Namun, ada juga 5 jenis ikan sidat lainnya yang salah satunya dijual seharga Rp 150.000 per kg, yakni jenis bicolor. Benihnya banyak ditemukan di perairan Palabuhan Ratu, Jawa Barat. Sampai saat ini, manusia belum bisa melakukan pemijahan terhadap benih ikan sidat tersebut. Pasalnya, ikan ini mensyaratkan pemijahan dilakukan di perairan laut dalam setelah benur lahir dan menjadi benih. Biasanya anakan sidat akan berenang ke muara sungai.

Di muara sungai itulah ikan itu besar sampai kemudian datang masa pemijahan lagi. "Jepang yang memiliki teknologi tinggi pun sampai sekarang belum bisa melakukan pemijahan tersebut," papar Made Suita, Kepala Balai Pelayanan Usaha (BLU) Tambak Pandu, Karawang, Minggu (14/3/2010).

Alhasil, untuk pembudidayaan ikan sidat tersebut, benih harus didatangkan dari alam. Beberapa daerah yang sudah memiliki sebaran tersebut adalah perairan Poso, Manado, selatan Jawa terutama perairan Palabuhan Ratu, dan perairan di barat Sumatera.

Namun, tidak semua daerah itu benihnya bisa dimanfaatkan karena banyak nelayan yang belum mengerti cara untuk menangkapnya. Made menyebutkan, nelayan yang sudah memiliki kemampuan untuk menangkap benih sidat itu baru nelayan yang ada di Palabuhan Ratu. Wilayah ini memiliki palung dan muara sungai yang mengalir ke laut.

Nurdin selaku Kepala Bagian Budidaya di BLU Pandu Karawang bilang, kini sudah ada yang mengomersialkan keberadaan benih itu, terutama nelayan yang ada di Palabuhan Ratu. Mereka sudah mengetahui potensi pasar benih ikan sidat, yang satu kilogramnya atau sekitar 5.000 benih dijual seharga Rp 150.000 per kg. Pembelinya pun kebanyakan datang dari Taiwan, Korea, China, Vietnam, dan tentunya Jepang.

Namun sebagian masyarakat Indonesia belum mengerti keberadaan bibit ikan sidat tersebut. Di Poso dan Manadi, misalnya, benih ikan sidat tersebut bahkan dijadikan ikan yang digoreng dengan rempeyek. Menurut Nurdin, ketika warga tidak mengetahuinya, ikan sidat itu menjadi ikan biasa seperti teri.

Pembeli benih ikan sidat dari berbagai negara kini sudah banyak mengincarnya. Sementara itu, pembeli benih domestik hanya memanfaatkannya untuk kebutuhan budidaya yang ada di Karawang, Cirebon, dan Indramayu. Yang menyulitkan bagi pembudidaya di dalam negeri adalah mereka tidak memiliki akses langsung ke pasar ekspor. Adapun di pasar dalam negeri, mereka tidak bisa berharap banyak karena konsumen domestik tidak menyukai ikan sidat dan juga karena harganya yang mahal.

"Untuk membudidayakannya juga ada persyaratan jika ingin ekspor ke Jepang sehingga pembudidaya ikan sidat sulit untuk ekspor ke sana," kata Nurdin.

Salah satu cara untuk bisa menembus pasar Jepang adalah dengan menjalin kerja sama terhadap perusahaan Jepang yang sebelumnya sudah berbisnis ikan sidat.

Nurdin bilang, ikan sidat cukup mahal karena proses perawatannya yang membutuhkan waktu lebih panjang, yakni 3-4 bulan. Adapun pakan utamanya adalah pelet dengan protein tinggi yang dijual seharga Rp 9.000 per kg. Selain itu, ikan juga butuh pakan tambahan berupa keong mas yang sudah dipotong-potong.

Dalam perawatannya pun, suplai oksigen harus dijaga karena ikan sidat membutuhkan air dengan tingkat larutan oksigen tinggi. Adapun tingkat kehidupan rata-rata ikan sidat tersebut mencapai 75 persen dari bibit yang ditebar. "Jika ingin detailnya, maka silakan datang ke BLU Tambak Pandu Karawang. Kami akan berikan informasi detailnya," undang Nurdin.

Saat ini di BLU Pandu Karawang terdapat mitra kerja sama dari Jepang, yakni Asama Industry Co Ltd. Mitra ini bekerja sama dengan PT Suri Tani Pemuka yang melakukan kerja sama untuk memproduksi ikan sidat di BLU Pandu Karawang. Ikan sidat yang sudah diproduksi tersebut bisa diekspor langsung ke Jepang karena sudah ada yang menampung. Sayang, Made tidak mau menyebutkan angka ekspor dari perusahaan mitranya tersebut.

Saat ini yang dibutuhkan oleh pembudidaya ikan sidat adalah membuka kerja sama dengan pemasok ikan sidat yang ada di pasar dunia. Menurut Made, pasar yang sangat menarik dan belum banyak disentuh adalah pasar ikan sidat untuk kebutuhan non-Jepang. "Yang mengonsumsi itu tidak hanya Jepang. Taiwan, Korea, dan China juga sangat menyukai ikan ini," ungkap Made.

Butuh proteksi ekspor benih

Masalah yang dihadapi oleh pembudidaya ikan sidat ini adalah masalah daya saing yang ketat dengan negara produsen lainnya. Negara yang sudah mengembangkan budidaya ikan sidat ini adalah Vietnam dan Korea, demikian juga dengan Jepang sendiri. Anehnya, kata Made, budidaya di dua negara tersebut mendapatkan benih ikan sidat dari Indonesia.

Padahal, kata Made, Kementerian Kelautan dan Perikanan sudah memproteksi ekspor benih ikan sidat dengan alasan guna melindungi spesies dan untuk meningkatkan nilai tambah di dalam negeri. "Namun, pembudidaya ikan sidat di Jepang itu sendiri ternyata adalah orang Indonesia," ungkap Made.

Termasuk yang ada di Korea dan juga Vietnam, benih ikan sidat itu diindikasi berasal dari Indonesia. Made mengindikasi bahwa banyak benih ikan sidat dari Indonesia berseliweran keluar negeri dan dibudidayakan di luar negeri. "Kontainer saja yang besar bisa diselundupkan, apalagi benih yang kecil ini," ujar Made.

Jika penyelundupan benih itu bisa diatasi, maka produksi ikan sidat dari budidaya di dalam negeri bisa sangat diandalkan sebagai nilai tambah bagi pembudidaya di dalam negeri, termasuk menambah devisa negara. (Asnil Bambani Amri/Kontan)

Dikutip dari Kompas.com

Ternyata Ikan Sidat yang memiliki kandungan gizi lebih tinggi dibanding ikan salmon

 photo IMG00072-20130228-0842.jpg

Ikan Sidat adalah ikan yang sangat mirip dengan ikan belut. Ikan sidat sering disebut sebagai belut bertelinga. Ikan ini termasuk ikan yang amat disukai oleh masyarakat jepang karena dipercaya memiliki banyak manfaat bagi yang mengkonsumsinya.

Secara nasional perkembangan budidaya ikan sidat hanya terdapat di beberapa provinsi saja. Berdasarkan data statistic perikanan budidaya hanya daerah pulau jawa saja yang mengembangkan budidaya ikan sidat. Itu pun tidak semua provinsi. Data terakhir menunjukkan Jawa Timur sebagai penghasil ikan sidat terbesar di Indonesia. Melihat potensi yang sangat besar seharusnya budidaya sidat dapat berkembang dengan baik. Apalagi beberapa Negara seperti Jepang, Hongkong, Belanda, Jerman, Italia dan beberapa negara lain sangat menyukai ikan belut bertelinga ini. Harganya di pasaran dapat mencapai sebesar Rp. 100.000 – Rp. 300.000.

Sidat merupakan ikan yang tinggal di dasar perairan. Jenis-jenis ikan tersebut menyebar di daerah-daerah yang berbatasan dengan laut dalam. Di perairan daratan (inland water) ikan sidat hidup di perairan estuaria (laguna) dan perairan tawar (sungai, rawa dan danau) dataran rendah hingga dataran tinggi. Jenis ikan sidat yang terdapat di perairan Indonesia paling sedikit memiliki enam jenis ikan sidat yakni: Anguilla mormorata,  Anguilla celebensis,  Anguilla ancentralis, Anguilla borneensis, Anguilla bicolor bicolor dan Anguilla bicolor pacifica. Ikan sidat banyak ditemukan di daerah-daerah yang berbatasan dengan laut dalam seperti pantai selatan Pulau Jawa, pantai barat Sumatera, pantai timur Kalimantan, pantai Sulawesi, pantai kepulauan Maluku dan Irian Barat.

Panjang tubuh ikan sidat bervariasi tergantung jenisnya yaitu antara 50-125 cm. Bentuk tubuh yang memanjang seperti ular memudahkan bagi sidat untuk berenang diantara celah-celah sempit dan lubang di dasar perairan. Ketiga siripnya yang meliputi sirip punggung, sirip dubur dan sirip ekor menyatu. Terdapat sisik sangat kecil yang terletak di bawah kulit pada sisi lateral. Perbedaan diantara jenis ikan sidat dapat dilihat antara lain dari perbandingan antara panjang preanal (sebelum sirip dubur) dan predorsal (sebelum sirip punggung), struktur gigi pada rahang atas, bentuk kepala dan jumlah tulang belakang.

Ikan sidat (Anguilla sp)  termasuk ikan asli Indonesia yang memiliki banyak kandungan dan manfaat yang berguna bagi tubuh, diantaranya, (kaskus.co.id) yaitu :

1.  Mengandung Vitamin yang sangat dibutuhkan tubuh

Sidat mengandung beberapa vitamin yang sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia yakni vitamin B1, B2 dan A. Vitamin B1 yang terdapat di dalam ikan sidat 25 kali dari vitamin B1 yang terdapat pada  susu sapi. Sedangkan vitamin B2 memiliki kandungan sebanyak 5 kali dari vitamin B2 yang terdapat pada susu sapi dan vitamin A yang terdapat pada ikan sidat sebanyak 45 kali dari vitamin A yang terdapat pada susu sapi.

2.  Mengandung kandungan gizi yang sangat penting.

Beberapa kandungan gizi yang terdapat pada ikan sidat dan sangat dibutuhkan oleh tubuh yaitu Zinc, DHA, EPA dan Omega 3. Zinc dipercaya merupakan salah satu unsur yang sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan tubuh. Zinc berperan dalam respon imun, fungsi otak, dan kemampuan reproduksi. Kandungan zinc yang terdapat pada sidat sebanyak 9 kali lipat dari kandungan pada susu sapi. DHA adalah zat penting yang sangat dibutuhkan sebagai komponen utama pembentuk otak dan retina mata manusia. selain berperan penting dalam mengoptimalkan fungsi membran sel otak dan fungsi retina mata, juga sangat dibutuhkan dalam proses metabolisme sel-sel saraf otak. DHA yang terdapat pada ikan sidat sebanyak 1.337 mg/100 gr mengalahkan Ikan Salmon yang hanya 820 mg/100gr. Ikan Sidat mengandung EPA (Eicosapentaenoic acid) sebesar 742 mg/100 gr, sementara Ikan Salmon hanya 492 mg/100 gr. Ikan Sidat memiliki kandungan asam lemak Omega 3 tinggi, yakni sekitar 10,9 gr/ 100 gr, Sehingga mampu meningkatkan fungsi memori & konsentrasi manusia.

3.  Mengonsumsi Ikan Sidat dapat mengatur imunitas tubuh manusia, sebagai antioksidan, menghilangkan racun tubuh serta memperlambat penuaan

4.  Mengonsumsi Ikan Sidat secara teratur dapat mendorong terbentuknya lemak fosfat & perkembangan otak besar, bermanfaat untuk meningkatkan daya ingat juga memperbaiki sirkulasi kapiler, mempertahankan tekanan darah normal

5.  Disebut sebagai ginseng air, fungsinya dalam memperpanjang umur & melawan kelemahan & penuaan

6.  Di Jepang Ikan Sidat menjadi makanan favorit karena rasanya enak juga dipercaya mempu membangkitkan vitalitas.

Kemampuan ikan sidat ( Anguilla Bicolor ) untuk hidup di dua alam yang berbeda ( tawar dan laut ) itulah yang menjadikan ikan sidat istimewa karena proses tersebut menjadikan ikan sidat memiliki keunggulan gizi dibanding ikan lainnya.

Komposisi kimia hasil perikanan sangat dipengaruhi oelh beberapa faktor diantaranya adalah faktor dalam dan luar. Faktor dalam diantaranya adalah penyakit dan keturunan ( gen ), sedangkan faktor luar oleh kondisi lingkungan baik biotik maupun abiotik.
Jenis makanan yang tersedia juga mempengaruhi komposisi kimia ikan, semakin tinggi protein pakan ikan semakin tinggi juga kadar protein daging ikan yang terukur. Kandungan gizi ikan sidat jauh lebih baik dibanding daging lainnya termasuk salmon yang sampai saat ini diklain memiliki gizi paling baik.
 Berikut komposisi ikan sidat dalam 100 gram bahan segar ( % )

Komposisi asam amino ikan sidat dengan perlakuan pakan ( protein ) yang berbeda ( gram / 100 gram protein )
Ikan sidat mempunyai rasa yang harum dan enak, disebut juga sebagai gingseng air, fungsinya dalam memperpanjang umur dan melawan kelemahan dan penuaan dini. Ikan sidat memiliki kandungan nutrisi protein, karbohidrat, serta omega 3 yang tinggi. Sehingga meguatkan fungsi otak dan memperlambat terjadi kepikunan. Zat yang banyak terdapat dalam iakan sidat juga terbukti mampu mengobati depresi, gejala penyakit kejiwaan / schizophrenia. Mengkonsumsi ikan sidat juga dapat mengatur imunitas tubuh manusia, sebagai anti oksidan, menghilangkan racun tubuh, serta melambatkan penuaan.
Kandungan gizi ikan sidat
Penelitian kedokteran modern menemukan bahwa kandungan vitamin dan mikronutrien dalam ikan sidat sangat tinggi, diantaranya :
  • Vitamin B1 25 kali lipat dari susu sapi
  • Vitamin B2 5 kali lipat dari susu sapi
  • Vitamin A 45 kali lipat dari susu sapi
  • Zinc ( emas otak ) 9 kali lipat dari susu sapi
  • Asam lemak omega 3 tinggi, 10,9 gr / 100 gr
  • Gizi tinggi, kaya protein, Vitamin D dan E serta asam lemak amino lemak ganggang, dan asam ribonukleat
  • Mempunyai rentang salinitas sangat tinggi
Manfaat ikan sidat bagi kesehatan :
  • Menurunkan kandungan lemak jahat dalam darah
  • Menghindari penyakit aterosklerosis dan mengurangi keletihan
  • Mendorong terbantuknya lemak fosfat dan perkembangan otak besar
  • Meningkatkan daya ingat
  • memperbaiki sirkulasi kapiler
  • mempertahankan tekanan darah normal
  • mengobati pembuluh darah otak, rabun jauh dan dekat, glaukoma dan penyakit mata kering karena kelelahan
  • meningkatkan imunitas tubuh sebagai antioksidan.