Malam
penghujung tahun itu masih kah kau mengingatnya?
Malam
yang pernah kita lewati bersama walau hanya sekejap
Kau
datang menemuiku meski ratu malam tak di sampingmu
Kau
tunjukkan padaku lukisan sepi melalui senyum hangatmu
Tanah
Rencong itu pun menjadi saksi pertemuan kita
Budaya
Pasai yang enggan menunjukkan pendar riuh kembang api
Dan
lengking terompet yang tak merintih
Menjelaskan
kesaksian pilu Negeri Serambi yang masih tampak di pelupuk matamu
Bersama secangkir kopi gayo yang menghangatkan perbincangan
kita
Kau bercerita tentang sabtu pekat yang pernah kau
lihat
Sabtu
pekat yang pernah menjadi gelombang seram pada
suatu penghujung tahun
Menenggelamkan,meluluhlantahkan seluruh isi Negeri Serambi
tempat kita bertemu
Kau bilang hanya potret yang pecah dan reruntuhan kota yang
tersisa
Genangan air mata di atas lumpur yang tak berdaya
Tragedi sabtu pekat itu pun kini menjadi buku lukamu di penghujung
tahun pernah yang kau saksikan
Buku luka yang kini ingin kau simpan rapi di Tanah
Serambi.
Ditulis di: Reuleut, Aceh Utara
Pada: 31 Desember 2014