Tuesday, December 02, 2014

PENETAPAN KADAR AIR DAN KADAR ABU JARINGAN TANAMAN DENGAN METODE GRAVIMETRI EVOLUSI TIDAK LANGSUNG




APLIKASI METODE EVOLUSI GRAVIMETRI DALAM KEHIDUPAN
1.      Penentuan menentukan kadar air (hidrat) dalam suatu senyawa atau kadar air dalam suatu sampel basah.
2.      Penentuan kadar besi dalam bijih.
3.      Penetapan kadar air dan kadar abu jaringan tanaman.
4.      Penentuan karbonat, karena pemanasan, karbonat terurai dan mengeluarkan gas

PENETAPAN KADAR AIR DAN KADAR ABU JARINGAN TANAMAN DENGAN METODE GRAVIMETRI EVOLUSI TIDAK LANGSUNG
Gravimetri adalah metode analisis kimia secara kuantitatif dimana jumlah analit ditentukan dengan mengukur bobot substansi murni yang hanya mengandung analit. Salah satu aplikasi gravimetri digunakan untuk melakukan penetapan kadar air dan kadar abu bubuk temu giring (Curcuma heyneana). Temu giring adalah semak semusim yang hidup secara liar di pekarangan dan ladang pada tanah lembab dan sedikit cahaya. Zat kimia yang terkandung dalam temu giring antara lain minyak atsiri dan zat pati. Penetapan kadar air bubuk temu giring dilakukan berdasarkan metode penguapan, sedangkan penetapan kadar abu bubuk temu giring dilakukan berdasarkan metode pengendapan.
Percobaan ini menentukan kadar air dan kadar abu bubuk temu giring (Curcuma heyneana) dengan menggunakan metode gravimetri evolusi tidak langsung. Cara yang dilakukan untuk pengeringan adalah dengan menggunakan oven dan tanur listrik karena bubuk temu giring merupakan contoh bahan yang kandungan airnya dapat diuapkan dengan oven dan tanur listrik pada kondisi temperatur tinggi. Desikator digunakan untuk memperkecil resiko hilangnya air saat pendinginan.
Kadar air ditentukan dengan membandingkan selisih bobot bubuk temu giring sebelum pengeringan pada suhu 105°C selama 60 menit dan bobot bubuk temu giring setelah pengeringan dengan bobot bubuk temu giring sebelum pengeringan. Kadar abu ditentukan dengan membandingkan bobot abu yang didapat dengan bobot bubuk temu giring sebelum pengeringan pada suhu 600°C selama 30 menit. Proses perpindahan cawan selalu menggunakan gegep agar lemak dari tangan yang mungkin menempel pada cawan tidak ikut tertimbang.
Pada percobaan penentuan kadar air, didapatkan hasil kadar air bubuk temu giring sebesar (27,8900 ± 1,8572) % dengan ketelitian 93,3409 %. Hal ini berarti bubuk temu giring tidak dapat disimpan lama pada suhu kamar dengan kemasan terbuka. Karena bahan yang dapat disimpan lama pada suhu kamar dengan kemasan terbuka harus memiliki kadar air kurang dari 10 %.
Pada percobaan penentuan kadar abu, didapatkan hasil kadar abu bubuk temu giring sebesar (78,8597 ± 0,5098) % dengan ketelitian 99,3535 %.
 Hal ini berarti sebagian besar kandungan bubuk temu giring tersusun atas molekul mineral. Karena penentuan kadar abu biasa digunakan untuk menentukan kadar mineral yang terdapat dalm suatu bahan, walaupun jenis mineral yang terkandung tidak dapat diidentifikasi menggunakan metode ini.

DATA HASIL PENGAMATAN
Penetapan kadar air
Ulangan
Massa Cawan + Tutup
gram
Massa Bubuk Temu Giring gram
Massa Sebelum Pengeringan
(a) gram
Massa Sesudah Pengeringan
(b) gram
Kadar Air
%
1
33,4098
3,0426
36,4524
36,1949
25,7500
2
26,4596
3,0973
29,5569
29,2685
28,8400
3
30,5431
3,0273
33,5704
33,2796
29,0800



Penetapan kadar abu
Ulangan
Massa Cawan + Tutup
gram
Massa Bubuk Temu Giring
(b) gram
Massa Sebelum Pengeringan
gram
Massa Sesudah Pengeringan
gram
Massa Abu
(a) gram
Kadar Abu
%
1
30,0079
2,0052
32,0131
30,4386
1,5745
78,5208
2
34,4716
2,0001
36,4717
34,8827
1,589
79,4460
3
30,5843
2,0002
32,5845
31,0121
1,5724
78,6121
Rata-rata: 78,8597




KESIMPULAN:
Percobaan ini telah berhasil menentukan kadar air dan kadar abu bubuk temu giring (Curcuma heyneana). Kadar air bubuk temu giring sebesar (27,8900 ± 1,8572) % dengan ketelitian 93,3409 % dan kadar abu bubuk temu giring sebesar (78,8597 ± 0,5098) % dengan ketelitian 99,3535 %.














No comments: