APLIKASI
METODE EVOLUSI GRAVIMETRI DALAM KEHIDUPAN
1. Penentuan
menentukan kadar air
(hidrat) dalam suatu senyawa atau kadar air dalam suatu sampel basah.
2. Penentuan kadar besi dalam bijih.
3.
Penetapan kadar air dan kadar abu jaringan tanaman.
4. Penentuan
karbonat, karena pemanasan, karbonat terurai dan mengeluarkan gas
PENETAPAN KADAR AIR DAN KADAR ABU
JARINGAN TANAMAN DENGAN METODE GRAVIMETRI EVOLUSI TIDAK LANGSUNG
Gravimetri adalah metode analisis
kimia secara kuantitatif dimana jumlah analit ditentukan dengan mengukur bobot
substansi murni yang hanya mengandung analit. Salah satu aplikasi gravimetri digunakan
untuk melakukan penetapan kadar air dan kadar abu bubuk temu giring (Curcuma
heyneana). Temu giring adalah semak semusim yang hidup secara liar di
pekarangan dan ladang pada tanah lembab dan sedikit cahaya. Zat kimia yang
terkandung dalam temu giring antara lain minyak atsiri dan zat pati. Penetapan
kadar air bubuk temu giring dilakukan berdasarkan metode penguapan, sedangkan
penetapan kadar abu bubuk temu giring dilakukan berdasarkan metode pengendapan.
Percobaan ini
menentukan kadar air dan kadar abu bubuk temu giring (Curcuma heyneana)
dengan menggunakan metode gravimetri evolusi tidak langsung. Cara yang
dilakukan untuk pengeringan adalah dengan menggunakan oven dan tanur listrik
karena bubuk temu giring merupakan contoh bahan yang kandungan airnya dapat
diuapkan dengan oven dan tanur listrik pada kondisi temperatur tinggi. Desikator
digunakan untuk memperkecil resiko hilangnya air saat pendinginan.
Kadar air ditentukan dengan membandingkan selisih
bobot bubuk temu giring sebelum pengeringan pada suhu 105°C selama 60 menit dan
bobot bubuk temu giring setelah pengeringan dengan bobot bubuk temu giring
sebelum pengeringan. Kadar abu ditentukan dengan membandingkan bobot abu yang
didapat dengan bobot bubuk temu giring sebelum pengeringan pada suhu 600°C
selama 30 menit. Proses perpindahan cawan selalu menggunakan gegep agar lemak
dari tangan yang mungkin menempel pada cawan tidak ikut tertimbang.
Pada
percobaan penentuan kadar air, didapatkan hasil kadar air bubuk temu giring
sebesar (27,8900 ± 1,8572) % dengan ketelitian 93,3409 %. Hal ini berarti bubuk
temu giring tidak dapat disimpan lama pada suhu kamar dengan kemasan terbuka.
Karena bahan yang dapat disimpan lama pada suhu kamar dengan kemasan terbuka
harus memiliki kadar air kurang dari 10 %.
Pada percobaan penentuan kadar abu,
didapatkan hasil kadar abu bubuk temu giring sebesar (78,8597 ± 0,5098) %
dengan ketelitian 99,3535 %.
Hal ini berarti sebagian besar kandungan bubuk
temu giring tersusun atas molekul mineral. Karena penentuan kadar abu biasa digunakan untuk
menentukan kadar mineral yang terdapat dalm suatu bahan, walaupun jenis mineral
yang terkandung tidak dapat diidentifikasi menggunakan metode ini.
DATA HASIL
PENGAMATAN
Penetapan kadar air
Ulangan
|
Massa
Cawan + Tutup
gram
|
Massa
Bubuk Temu Giring gram
|
Massa
Sebelum Pengeringan
(a) gram
|
Massa
Sesudah Pengeringan
(b) gram
|
Kadar
Air
%
|
1
|
33,4098
|
3,0426
|
36,4524
|
36,1949
|
25,7500
|
2
|
26,4596
|
3,0973
|
29,5569
|
29,2685
|
28,8400
|
3
|
30,5431
|
3,0273
|
33,5704
|
33,2796
|
29,0800
|
Penetapan kadar abu
Ulangan
|
Massa
Cawan + Tutup
gram
|
Massa
Bubuk Temu Giring
(b)
gram
|
Massa
Sebelum Pengeringan
gram
|
Massa
Sesudah Pengeringan
gram
|
Massa
Abu
(a)
gram
|
Kadar
Abu
%
|
1
|
30,0079
|
2,0052
|
32,0131
|
30,4386
|
1,5745
|
78,5208
|
2
|
34,4716
|
2,0001
|
36,4717
|
34,8827
|
1,589
|
79,4460
|
3
|
30,5843
|
2,0002
|
32,5845
|
31,0121
|
1,5724
|
78,6121
|
Rata-rata:
78,8597
KESIMPULAN:
Percobaan
ini telah berhasil menentukan kadar air dan kadar abu bubuk temu giring (Curcuma
heyneana). Kadar air bubuk temu giring sebesar (27,8900 ± 1,8572) % dengan
ketelitian 93,3409 % dan kadar abu bubuk temu giring sebesar (78,8597 ± 0,5098)
% dengan ketelitian 99,3535 %.
No comments:
Post a Comment