PENENTUAN KADAR BESI SEBAGAI BESI
(III) OKSIDA DENGAN METODE EVOLUSI GRAVIMETRI
Penentuan kadar besi sebagai besi (III) oksida
FeSO4(NH4)2 (putih) + 125 H2O
=> larutan kuning
jernih + 5Ml HCl (bening) larutan kuning
+ 2 mL HNO3 pekat (bening) => larutan kuning terang (jernih) + 100 mL H2O
=> larutan kuning
larutan kuning terang (jernih) + NH3 1:1 => larutan merah bata (jernih) dan endapan
cokelat => endapan cokelat => endapan cokelat => endapan cokelat endapan cokelat => endapan cokelat => v endapan merah cokelat,
W=
19,0059 gram.
Berat
kurs porselin = 18,9248 g
Berat
endapan = 0,0811 g
- Penentuan besi sebagai besi (III) oksida
Dik: BM Fe2O3
= 160 g/mol = 160 mg/mmol
BM
Fe = 56
g/mol = 56 mg/mmol
W0
= 0,4000 g = 400 mg
Wn
= 0,0811 g = 81,1 mg
Dit: % Fe = ….?
Peny:
% Fe = 14,1925 %
Menurut Teori
% Fe = 35 %
Sehingga:
% rendemen = 40,55
%
Gravimetri adalah suatu cara atau proses perhitungan dalam
menentukan kadar besi (Fe), dimana senyawa yang akan ditentukan dilarutkan
terlebih dahulu kemudian diendapkan menjadi endapan yang sukar larut. Dalam
praktikum ini bertujuan agar dapat menentukan kadar besi (Fe) sebagai ferri
trioksida, dimana Fe2O3 hanya bisa didapatkan dengan cara
pembahasab atau pemijaran.
Langkah pertama adalah melarutkan feri amoniumsulfat 0,4
gram dengan 125 ml air (H2O) yang kemudian ditambahkan dengan 5mL
HCl 1:1 untuk memberikan suasana asam yang mendukung terjadinya proses oksidasi
Fe2+ menjadi Fe3+ . setelah itu ditambahkan HNO3 yang
bertujuan untuk mengoksidasi Fe2+ yang terkandung dalam larutan
menjadi Fe3+, dimana HNO3 sebagai penyumbang ion NO3
yang akan berikatan dengan Fe3+. Adapun penambahan amonia 1:1
dilakukan agar terbentuk endapan Fe(OH)3 dan penambahan dihentikan
setelah penetesan tidak terbentuk endapan lagi. Endapan yang diperoleh adalah
endapan Fe3+ yang terjadi sebagai hasil dari reaksi antara larutan
dengan amonia sesuai dengan reaksi:

Dari
larutan tercium bau yang menyengat yang berasal dari larutan NH3 itu
sendiri dan endapan yang diperoleh berwarna cokelat yang kemudian didinginkan
dan disaring dengan menggunakan kertas saring yang yang bebas abu. Pada saat
penyaringan larutan didiamkan beberapa saat agar Fe(OH)3 dapat
mengendap dengan sempurna. Setelah endapan didapatkan pada kertas saring,
selanjutnya endapan tersebut di dicuci dengan aminium nitrat dan air yang telah
dididihkan. Fungsi dari pencucian tersebut agar endapan terbebas dari ion-ion
pengganggu seperti: klorida dari HCl, NH4OH, dan NH4NO3,
sehingga pada akhir percobaan akan diperolah Fe3+ dalam
keadaan murni. Adapun reaksi yang terjadi:

Kemudian
endapan Fe2O3.xH2O tersebut dipanaskan dengan
pemanasan suhu tinggi yaitu pada 800ºC-900ºC selama 3-4 jam. Untuk mendapatkan
Fe2O3, pemanasn dilakukan dengan menggunakan tanur dan
melepas air yang masih terkandung dalam endapan dan juga Fe2O3 akan
stabil pada suhu tersebut, sesuai reaksi:

Endapan
Fe2O3 yang terbentuk selanjutnya digunakan untuk menentukan
kadar Fe dalam sampel. Berdasarkan perhitungan pada analisa data diperole kadar
Fe dalan sampel sebesar 14,1925% dengan rendemen 40,55 %. Kadar Fe dalam sampel
14,1925% artinya hanya terdapat 14,1925% dari hasil berat endapan Fe2O3
yang terbentuk yaitu 0,0811 gram. Hasil yang diperoleh berbeda dengan
perhitungan secara teoritas, dimana hasil yang diperoleh adalah 35% dari barat
endapan. Perbedaan hasil yang diperoleh disebabkan beberapa faktor yaitu pada
saat pencucian endapan kemungkinan dilakukan tidak merata, atau terdapat ion
lain yang ikut mengendap karena teradsobsi pada gel Fe(OH)3. Selain
itu dapat pula disebabkan oleh kurang telitinya dan kurang maksimalnya
pemijaran dan pendinginan yang dilakukan praktikum, serta kurang bersihnya
alat-alat yang digunakan sehingga pada saat percobaan bisa saja zat yang
direaksikan sedikit terganggu oleh zat lain.
KESIMPULAN:
Jadi, kadar besi dalam Fe2O3 yang diperoleh
adalah 14,1925% dengan rendemen 40,55%.
No comments:
Post a Comment